JAKARTA - Hadirnya perkembangan digital mengubah cara hidup, bersosialisasi hingga bekerja. Di era 5.0 ini juga ditandai dengan berbagai integrasi teknologi yang mendalam di kehidupan kita sehari-hari.
Itu sebabnya penting bahwa kaum muda tidak hanya mengikuti perubahan namun juga harus memiliki pemahaman dan keterampilan mendalam tentang perkembangan digital.
Sebuah data menyebut 56 persen perusahaan mulai beralih fokus perekrutan dengan merekrut gen z. Angka ini menjadi nomor dua tertinggi setelah milenial yang direkrut ke perusahaan.
Ini artinya gen z sudah mulai mendapat perhatian dari perusahaan dan tenaga profesional. Untuk lebih mempersiapkan kaum gen z dalam menghadapi dunia kerja di era digital, Kementerian Komunikasi dan informatika (Kominfo) mengadakan webinar Obral Obrol Literasi Digital (OOTD) bertajuk “Digital Savvy: Youth Leading the Way” pada Jumat 9 Agustus.
Acara ini diharapkan dapat memberi pemahaman dan kemampuan serta beradaptasi dalam berkehidupan di dunia digital yang terus berkembang pesat.
Digital Savvy identik dengan generasi muda. Karena menurut riset anak muda atau gen z sudah makin fasih dalam menggunakan alat-alat komunikasi digital. Tapi yang harus ditekankan adalah, anak muda jangan hanya bisa menggunakan teknologinya saja, tapi juga harus paham mengapa teknologi itu berkembang dan apa fungsinya terutama dalam berkarya atau bekerja.
“Bahkan kalau kita sebut AI itu bukan hanya dapat menggunakan AI saja, tapi kita harus paham dibelakangnya ada riset, development, aplikasi yang muncul dll. Nah orang-orang bisa kita bilang digital savvy adalah orang-orang yang paham akan sejarahnya itu,” ujar Anthony M. Dermawan, Policy Lead Pijar Foundation saat memberi pemaparan dalam Webinar OOTD “Digital Savvy: Youth Leading the Way” pada Jumat 9 Agustus.
Jika dilihat dari populasinya, anak muda saat ini sudah ada di bagian yang memiliki daya produktivitas tinggi. Menurut data UNESCO 2023 85 persen dari remaja harus punya literasi digital yang baik agar mampu mengidentifikasi berita palsu atau bentuk kejahatan digital lainnya.
Dengan banyaknya generasi muda sekarang yang sebentar lagi akan masuk dalam usia produktif, dampak mereka terhadap lingkungan sosial sangat-sangat besar.
“Dengan adanya peningkatan literasi digital pada anak muda itu sangat berpengaruh untuk peningkatan ekosistem global,” jelas Roro Mega, Anggota ICT Watch yang juga jadi pembicara dalam OOTD tersebut.
Dengan kata lain, sebuah negara yang memiliki anak muda atau penerus bangsa dengan pemahaman atau literasi digital yang baik, tentunya akan dapat memimpin serta membentuk masa depan negara yang baik pula. Karena digitalisasi adalah masa depan yang harus dihadapi dan dipersiapkan mulai dari sekarang.