Menko Airlangga Sebut 17 Juta Peserta Kartu Prakerja Terima Bantuan Pembelajaran Sepanjang Hayat
BALI - Menteri Koordinator (Menko) bidang Perekonomian Airlangga Hartarto telah membuka acara Konferensi internasional bertajuk "Inclusive Lifelong Learning Conference" (ILLC) yang diselenggarakan oleh Prakerja bersama Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) di Nusa Dua, Bali, Senin, 3 Juli.
Menko Airlangga menyebut, sebanyak 17 juta penerima program Kartu Prakerja di Indonesia telah menerima bantuan pembelajaran sepanjang hayat (Lifelong Learning) sejak diluncurkan pada 2020 silam.
"Di era disrupsi ini, cara berjuang untuk memberikan kemampuan, menambah kemampuan, dan meningkatkan kemampuan salah satunya adalah dengan pembelajaran sepanjang hayat," kata dia.
Menurut Airlangga, suksesnya Kartu Prakerja dalam mengembangkan skill dan pengetahuan adalah bukti bahwa banyaknya evaluasi yang diadakan dapat meningkatkan kualitas pelatihan yang mempromosikan pembelajaran sepanjang hayat.
Kemudian, mengintegrasikan teknologi digital, dan menawarkan berbagai macam pilihan pelatihan yang sesuai dengan minat dan kebutuhan pembelajar
"Sebagai hasil, penerima manfaat yang mendapatkan pekerjaan meningkat sebesar 12 persen, serta kebiasaan belajar dengan teknologi digital meningkat sebesar 90 persen," ujarnya.
Menko Airlangga menilai, Indonesia diberkati dengan banyak sumber daya manusia (SDM), tetapi faktor kunci kesejahteraan secara nasional juga bersandarkan kepada tenaga kerja yang berkualitas.
"Oleh karena itu, kami memprioritaskan program skilling, reskilling, dan upskilling kami, yakni Kartu Prakerja sebagai agenda utama pemerintah," kata dia.
Baca juga:
Dikatakan Airlangga, hal ini menyesuaikan dengan semangat lifelong learning (pembelajaran seumur hidup), yakni gotong royong dalam acara ILCC.
"Belajar sepanjang hayat itu penting, baik untuk individu dan masyarakat pada umumnya. Menjadi alat kuat untuk memperkuat masyarakat dunia dalam menantang tantangan global, termasuk perubahan iklim, serta perubahan demografi pasar pekerja yang berubahu-ubah," ungkapnya.