Masuk Musim Kemarau, Pangdam Sriwijaya Instruksikan Prajurit Waspada Karhutla di Sumsel

PELEMBANG - Panglima Kodam II/Sriwijaya Mayjen TNI Hilman Hadi menginstruksikan prajurit di jajarannya meliputi lima provinsi Sumsel untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan mengantisipasi terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla) pada musim kemarau 2023 ini.

Hal tersebut disampaikan Pangdam Mayjen TNI Hilman Hadi saat memimpin Rapat Koordinasi (Rakor) Kesiapan Menghadapi Bencana Karhutla di ruang Gatot Subroto Makodam II/Sriwijaya, Palembang.

Menurut dia, untuk karhutla ini, merupakan permasalahan lama, terutama dalam empat tahun terakhir cukup menyita perhatian dan tenaga.

Menghadapi permasalahan yang selalu terjadi pada setiap tahun atau setiap musim kemarau itu, seluruh komandan satuan dan prajurit di wilayah Sumbagsel meliputi Sumsel, Jambi, Bengkulu, Lampung, dan Bangka Belitung harus tetap melakukan berbagai tindakan antisipasi agar wilayah tersebut terhindari dari karhutla yang dapat mengakibatkan bencana kabut asap.

Bencana kabut asap dampak karhutla perlu dicegah karena bisa mengganggu berbagai aktivitas masyarakat dan ekonomi serta menimbulkan gangguan kesehatan.

"Saya meminta satuan jajaran Kodam Sriwijaya agar segera melaporkan apabila karhutla yang terjadi di wilayah masing-masing tidak bisa ditangani, akan diupayakan pengiriman bantuan personel dan peralatan," ujar Pangdam Hilman Hadi dikutip ANTARA, Selasa 27 Juni.

Sementara Komandan Korem 044/Gapo Brigjen TNI Naudi Nurdika menjelaskan bahwa kebakaran hutan dan lahan di Sumsel setiap tahunnya menjadi ancaman serius bagi kehidupan masyarakat.

Karhutla menjadi ancaman serius karena dapat menimbulkan banyak kerugian baik aspek ekonomi, sosial, kesehatan dan lingkungan.

Dalam rangka mengantisipasi karhutla tersebut, sinergisitas antara pemangku kepentingan (stakeholder) dan instansi terkait sangat diperlukan dalam penanganan karhutla di wilayah Sumsel.

"Kebakaran hutan dan lahan sebagian besar karena ulah manusia yang membuka lahan dengan cara membakar karena kegiatan itu dirasakan mereka cepat dan murah, di samping itu banyak juga lahan terlantar karena kondisi lahannya rentan terbakar," ujar Danrem.

Kemudian pada kesempatan itu, Kasrem 042/Gapu juga menjelaskan bahwa dalam rangka mengantisipasi karhutla di wilayah Jambi pihaknya akan melaksanakan program dan kegiatan penerapan teknologi pembukaan lahan tanpa bakar (PLTB) serta mengoptimalkan lahan terlantar menjadi lahan maju produktif.

Selain itu, Korem 042/Gapu juga telah melakukan inventarisasi potensi desa rawan karhutla, dan budaya cinta lingkungan.

Selain itu, perusahaan perkebunan dan HTI yang beroperasional di provinsi itu juga diminta wajib menjalankan pencegahan karhutla, membantu masyarakat sekitar kawasannya serta harus adanya prosedur tetap (protap) aksi cegah dini, deteksi dini dan kesiapsiagaan di areal lahan gambut, ujar Kasrem 042/Gapu.