Bagikan:

MUARA ENIM - Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan, siaga menghadapi musim kemarau panjang tahun 2023 dari ancaman bencana kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di wilayah itu.

Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Muara Enim, Hasbi Rizal, di Muaraenim, Selasa, mengatakan, berdasarkan rilis yang dikeluarkan BMKG bahwa perkembangan iklim untuk wilayah Sumatera Selatan (Sumsel) menunjukkan musim hujan yang terjadi sejak akhir tahun 2022 diprediksi berakhir pada Maret 2023 dan memasuki fase pancaroba pada April mendatang.

Sebagian besar wilayah Sumsel diprediksi memasuki awal musim kemarau pada Mei 2023 dasarian II seperti Kota Palembang, sebagian Banyuasin, Musi Banyuasin, Ogan Ilir, Ogan Komiring Ilir (OKI), Ogan Komiring Ulu (OKU) Timur, Muara Enim, PALI, Prabumulih bagian timur, serta Empat Lawang.

Untuk Sumsel bagian barat dan pesisir timur diprediksi akan memasuki awal musim kemarau pada Juni Dasarian I seperti sebagian Muara Enim, Lahat, Musi Rawas, Muratara, Muba, Banyuasin pesisir, OKU Timur, OKU, OKI, Pagaralam dan OKU Selatan.

"Dampak dari musim kemarau panjang ini berpotensi terjadinya karhutla, khususnya daerah-daerah yang rawan terjadi bencana kabut asap, termasuk Kabupaten Muara Enim," ujarnya dikutip ANTARA Selasa 21 Maret.

Di Kabupaten Muara Enim sendiri, kata dia, terdapat 19 kecamatan dipetakan rawan terjadi karhutla saat musim kemarau panjang, meliputi Kecamatan Muara Belida, Gelumbang, Lawang Kidul, Tanjung Agung, Belida Darat, Kelekar, Lembak, Lubai, Lubai Ulu, dan Rambang.

Kemudian, Kecamatan Empat Petulai Dangku, Belimbing, Gunung Megang, Ujan Emas, Panang Enim, Semende Darat Ulu, Semende Darat Tengah, dan Semende Darat Laut.

Daerah-daerah ini dipetakan rawan terjadi karhutla karena masih banyak terdapat lahan gambut dan organik, serta dekat dengan lokasi pertambangan yang mudah terbakar saat kemarau panjang melanda.

Terkait hal itu, kata dia, masyarakat diimbau untuk menghindari kegiatan yang dapat memicu terjadinya karhutla, seperti membuka lahan pertanian dengan cara dibakar karena berpotensi menimbulkan bencana kabut asap.

Sebagai upaya penanggulangan, pihaknya mengaktifkan kembali posko pada setiap kecamatan di Kabupaten Muara Enim yang diisi oleh personel BPBD dibantu Masyarakat Peduli Api untuk siaga memantau titik panas yang berpotensi menimbulkan karhutla.

"Posko penanggulangan bencana ini diaktifkan kembali agar peristiwa karhutla dapat ditanggulangi sedini mungkin," ujarnya.