Mantan CEO Barclays Gembira BlackRock Mulai Aktif di Dunia Kripto
JAKARTA - Mantan CEO Barclays, Bob Diamond, memberikan komentarnya mengenai aktivitas kripto BlackRock. Komentar itu disampaikan Diamond dalam sebuah wawancara dengan CNBC pada 21 Juni.
Diamond, yang saat ini menjabat sebagai CEO Atlas Merchant Capital, mengungkapkan kegembiraannya melihat perusahaan mainstream seperti BlackRock semakin terlibat dalam dunia kripto. Dia menyatakan bahwa tidak terkejut melihat mereka memperluas keterlibatannya dalam aset digital.
Baru-baru ini, BlackRock mengajukan permohonan untuk meluncurkan dana yang diperdagangkan di bursa Bitcoin (ETF). Jika disetujui, ini akan menjadi langkah pertama perusahaan di Amerika Serikat dalam menawarkan investasi semacam itu. Namun, Diamond menekankan bahwa keterlibatan BlackRock dalam kripto tidak terbatas pada pengajuan tersebut. Dia mencatat bahwa salah satu perusahaannya dan BlackRock sebelumnya telah berinvestasi di perusahaan Circle, penerbit stablecoin USDC.
Baca juga:
Pada April 2022, BlackRock ikut serta dalam putaran pendanaan Circle yang berhasil mengumpulkan 400 juta dolar AS (sekitar Rp5,9 triliun). Meskipun tidak dijelaskan apakah perusahaan Diamond, Atlas, juga menjadi investor dalam kesempatan tersebut. Diamond juga memberikan pandangannya mengenai pasar kripto secara umum. Menurutnya, jika kita mempersempit definisi kripto menjadi digitalisasi dari berbagai hal yang kita lakukan, itu adalah hal yang wajar.
Diamond berpendapat bahwa industri mata uang kripto harus berhenti menghindari regulasi dan lebih membangun kerja sama dengan regulator. Dia percaya bahwa bank-bank yang kuat menginginkan regulasi yang kuat, dan kejelasan dalam peraturan sangat penting agar kripto dapat memberikan dampak positif. Meskipun Diamond mengungkapkan bahwa dia pribadi belum membeli Bitcoin (BTC), dia menyebutkan bahwa mitranya di Atlas Merchant Capital, David Schamis, telah berinvestasi dalam kripto.
Sementara itu, di bulan Juni ini, dua bursa kripto terkemuka, Coinbase dan Binance, menghadapi tuntutan dari Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC). Kedua perusahaan tersebut mengungkapkan bahwa mereka telah berusaha untuk bekerja sama dengan regulator, namun belum diberikan jalan untuk mendaftar secara resmi.