Penerbit Musik Gugat Twitter karena Pelanggaran Hak Cipta dengan Tuntutan Rp3,7 Triliun
JAKARTA - Sebuah kelompok yang terdiri dari 17 penerbit musik menggugat Twitter di pengadilan federal Nashville, Tennessee pada Rabu, 14 Juni. Mereka menuduh platform micro blogging itu memungkinkan ribuan pelanggaran hak cipta dengan membiarkan pengguna memposting musik tanpa lisensi.
Selama ini Twitter memperoleh keterlibatan pengguna (engagement) dengan "banyak salinan pelanggaran komposisi musik," demikian pernyataan dalam gugatan tersebut.
Anggota Asosiasi Penerbit Musik Nasional (National Music Publishers' Association/NMPA), termasuk Sony Music Publishing, BMG Rights Management, dan Universal Music Publishing Group, menuntut lebih dari 250 juta dolar AS (Rp3,7 triliun) sebagai ganti rugi atas dugaan pelanggaran hampir 1.700 hak cipta.
Gugatan tersebut menyatakan bahwa pelanggaran yang berlangsung lama semakin parah sejak Elon Musk membeli Twitter pada bulan Oktober. Sementara platform lain seperti TikTok, Facebook, dan YouTube memperoleh lisensi musik yang tepat dari para penerbit.
Twitter belum memberikan tanggapan atas permintaan komentar dari media atas tuduhan itu.
Baca juga:
"Twitter berdiri sendiri sebagai platform media sosial terbesar yang sama sekali menolak memberikan lisensi pada jutaan lagu di layanannya," kata Presiden NMPA, David Israelite, menyatakan dalam sebuah pernyataan seperti dikutip Reuters.
Gugatan tersebut mengklaim bahwa Twitter "secara rutin mengabaikan" pelanggaran berulang oleh pengguna yang memposting cuitan yang mengandung musik tanpa lisensi. Para penerbit mengatakan bahwa Twitter mendorong pelanggaran oleh pengguna, yang meningkatkan keterlibatan dan pendapatan iklan sambil memberikan "keuntungan yang tidak adil" dibandingkan dengan platform lain yang membayar lisensi musik.
"Urusan internal Twitter yang berkaitan dengan masalah yang relevan dalam kasus ini berada dalam kekacauan," kata para penerbit, sambil mencatat pemotongan yang dalam terhadap tim hukum dan kepercayaan-dan-keamanan perusahaan sejak Musk mengambil alih.