Jokowi Ingin Pariwisata Indonesia Lampaui Malaysia, Singapura, dan Thailand
JAKARTA - Presiden Joko Widodo menginginkan adanya peningkatan indeks daya saing pariwisata. Sebab, peringkat Indonesia masih kalah dibandingkan dengan negara-negara tetangga di ASEAN seperti Singapura, Malaysia, dan Thailand.
"Kalau dibandingkan dengan negara-negara tetangga kita, misalnya Singapura berada di peringkat 17, Malaysia 29, dan Thailand 31. Saya kira ini menjadi catatan kita ke depan dalam rangka memperbaiki dari 4 subindeks dan 14 pilar yang menjadi tolok ukur indeks daya saing pariwisata dunia," kata Jokowi dalam rapat terbatas Senin, 17 Februari dilansir setneg.go.id.
Dalam Travel and Tourism Competitiveness Index tercatat berada di peringkat ke-40 pada 2019. Jokowi menjelaskan, dalam indeks tersebut Indonesia memiliki 5 keunggulan dibandingkan negara lain, yaitu yang berkaitan dengan daya saing harga, prioritas kebijakan, daya tarik alam, keterbukaan, serta daya tarik budaya dan kunjungan bisnis.
Tapi, lanjutnya, masih lemah dalam lima pilar lainnya yaitu, di bidang lingkungan yang berkelanjutan, kesehatan dan kebersihan, infrastruktur pariwisata, keamanan, serta kesiapan teknologi informasi.
"Saya kira catatan-catatan ini harus kita jadikan kita dalam bekerja ke depan dengan target-target yang terukur dan jelas," kata Presiden.
Baca juga:
Di samping itu, dalam ratas ini, Jokowi juga membahas mengenai upaya pemerintah mengatasi dampak wabah virus corona atau COVID-19 terhadap sektor pariwisata. Salah satu upaya yang sedang dipertimbangkan oleh pemerintah adalah pemberian diskon atau insentif, baik untuk wisatawan mancanegara (wisman) maupun wisatawan nusantara (wisnus).
"Diskon atau insentif bagi wisman yaitu 30 persen dari tarif riil. Tapi nanti kita putuskan, ini belum diputuskan. Mungkin kita beri waktu selama 3 bulan ke depan, untuk destinasi-destinasi yang nanti juga akan kita putuskan," kata Presiden.
"Untuk destinasi wisata ke mana, termasuk di dalamnya juga diskon untuk wisatawan domestik atau wisnus yang bisa nanti kita berikan juga minus 30 persen dan mungkin bisa saja untuk travel bironya diberi diskon yang lebih misalnya 50 persen, sehingga betul-betul menggairahkan dunia wisata kita karena memang sekarang baru ada masalah karena virus corona," kata Presiden.