Anwar Ibrahim Minta Oposisi Tidak Politisasi Hubungan RI-Malaysia
JAKARTA - Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim meminta oposisi tidak mempolitisasi hubungan Indonesia dan Malaysia.
“Soal hubungan dengan Indonesia, saya jelaskan. Bagi saya jangan kita politisasi. Kepentingan hubungan Malaysia-Indonesia, satu rumpun, mayoritas umat Islam, soal budaya, pendidikan, ekonomi, perdagangan, investasi, itu semua harus kita tingkatkan,” kata Anwar dalam dengar pendapat dalam Sidang Parlemen di Kuala Lumpur dilansir ANTARA, Selasa, 13 Juni.
Anwar mengatakan dalam enam bulan terakhir telah berkomunikasi dengan Presiden Joko Widodo yang menyambut baik peningkatan hubungan dua negara bertetangga ini.
Jokowi, menurut dia, mengakui hubungan kedua negara masih bisa ditingkatkan untuk kepentingan strategis, ekonomi, budaya dan Islam, kedua negara bersahabat tersebut.
“Jadi saya tidak berpikir kita patut meremehkan hal ini,” kata Anwar, menjawab pertanyaan dari seanggota parlemen yang menanyakan kerja sama apalagi yang akan dilakukan untuk kebaikan masyarakat dua negara.
Namun demikian, dia mengatakan peningkatan hubungan Malaysia-Indonesia tidak akan mengorbankan kepentingan perbatasan.
Kaitannya dengan penyelesaian isu perbatasan di Sabah, sekitar Pulau Sebatik, dia mengatakan bukan hanya Pemerintahan Persekutuan yang akan berunding dengan Indonesia, tetapi juga perwakilan Negeri Sabah.
Menurut Anwar, penyelesaian isu perbatasan dengan Indonesia dilakukan secara komprehensif. Yang belum hanya sebagian kecil yang melibatkan perbatasan di Sabah yang memang tidak mereka setujui.
“Kalau pengalaman kita dengan Thailand, kita akhirnya setuju ‘win-win joint development authority’. Tapi Pulau Sebatik belum sampai ke situ,” ujar dia, menjawab pertanyaan mantan Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin yang beroposisi kepada pemerintah.
Baca juga:
Dalam perundingan perbatasan dengan Indonesia, Anwar mengaku akan menyelesaikan terlebih dulu hal-hal yang sudah setujui kedua negara, sedangkan hal-hal kecil yang belum disetujui ditangguhkan penandatangan kesepakatannya.
“Tetapi jangan korbankan hubungan bilateral. Saya dan pemerintahan ini berpendirian akan terus menganggap Indonesia negara sahabat dan harus kita tingkatkan kerja sama dalam semua bidang,” tandas Anwar.
Dalam lawatan Presiden Joko Widodo ke Malaysia pada 7-8 Juni lalu, sudah dicapai sejumlah negosiasi perbatasan, antara lain negosiasi batas laut teritorial di Laut Sulawesi dan di Malaka bagian selatan yang diyakini tercapai setelah negosiasi berjalan selama 18 tahun.
Jokowi berharap negosiasi perbatasan lainnya termasuk di darat, Sebatik dan Sinapad juga bisa segera diselesaikan.
Pembahasan pencapaian negosiasi batas dua negara tersebut menjadi topik hangat yang diangkat pihak oposisi dalam sidang Parlemen Malaysia pada Selasa pagi.