Jumlah Eksportir Mobil China Melambung, Ancaman Serius untuk Merek Jepang dan Korea Selatan?
JAKARTA - China sedang mengalami pertumbuhan signifikan dalam produksi dan ekspor mobil ke luar negeri. Merek-merek mobil China telah berhasil masuk ke pasar global dan bahkan menjadi eksportir mobil teratas pada awal tahun ini.
Keberhasilan ini merupakan ancaman bagi produsen mobil Jepang dan Korea Selatan yang sebelumnya mendominasi pasar otomotif. Menurut data dari Korea Automobile Manufacturers Association (KAMA), produsen mobil China telah mengekspor sebanyak 994.000 mobil pada kuartal pertama 2023. Jumlah ini terdiri dari 826.000 mobil penumpang dan 168.000 mobil komersial.
Di sisi lain, produsen mobil Jepang hanya mengekspor sebanyak 954.000 unit dalam tiga bulan pertama tahun ini, jumlah yang sedikit lebih rendah dibandingkan dengan China, seperti dilaporkan Carscoops, Sabtu, 10 Juni.
Tidak hanya itu, dalam beberapa tahun terakhir, China juga telah berhasil mengekspor mobil ke beberapa negara maju di Eropa dan Australia.
Lee Hang-Koo, seorang pakar otomotif dari Korea Automotive Technology Institute, mengungkapkan, "Pada tahun lalu, China berada di peringkat kedua sebagai eksportir terbesar, dan pada bulan April tahun ini, mereka bahkan menjadi eksportir terbesar."
Dengan tren pertumbuhan yang positif ini, China berpotensi terus meningkatkan ekspornya. Hal ini dapat dijelaskan oleh fakta bahwa negara tersebut tidak memiliki pilihan selain memperluas pasar ekspor, mengingat pasar domestiknya juga telah dikuasai oleh produsen mobil asal China sendiri.
Beberapa produsen mobil dari luar China, seperti Tesla, Volvo, dan Mercedes-Benz, telah membuka pabrik di China, yang juga berkontribusi pada peningkatan jumlah ekspor mobil di negara tersebut. Sebagai contoh, Tesla berhasil mengekspor sebanyak 270.000 mobil dari China tahun lalu, menjadikannya sebagai eksportir terbesar ketiga di negara tersebut.
Baca juga:
Dengan peningkatan ekspor yang gencar, produsen mobil Korea Selatan, seperti Hyundai, juga harus waspada. Meskipun Hyundai sedang mengembangkan pasar di Amerika Serikat, mereka tertinggal di pasar Eropa. Ditambah lagi, upaya China untuk meningkatkan ekspor kendaraan listrik dan bensin dapat menghambat perkembangan Hyundai.