Panglima TNI Diminta Tindak Pelaku Penusukan Warga Kalbar di Jakarta
LANDAK - Bupati Landak periode 2017-2022, Karolin Margret Natasa, meminta Panglima TNI untuk mengusut tuntas kasus pembunuhan terhadap DPT, warga Kecamatan Jelimpo, Kabupaten Landak, Kalbar yang diduga ditusuk oleh oknum anggota TNI di trotoar Jalan Kramat Raya, Senen, Jakarta pada Kamis pagi.
"Saya minta Panglima TNI segera mengusut tuntas kasus ini dan memberikan keadilan bagi keluarga korban yang notabenenya warga Kecamatan Jelimpo, Kabupaten Landak, Kalbar," kata Karolin di Ngabang, Antara, Jumat, 9 Juni.
Karolin menegaskan pentingnya penyelidikan yang menyeluruh terhadap kasus tersebut. Ia menekankan bahwa pelaku harus dihadapkan pada keadilan dan meminta Panglima TNI untuk bertindak secepat mungkin.
Dia juga menyampaikan keprihatinan yang mendalam terhadap kejadian tragis ini, terutama karena korban adalah warga dari Kecamatan Jelimpo, Kabupaten Landak, Kalimantan Barat. Ia menegaskan pentingnya memberikan keadilan bagi keluarga korban, serta memastikan bahwa kasus ini diusut dengan tuntas.
"Penusukan tersebut mencerminkan kejadian yang sangat serius dan menunjukkan perlunya tindakan yang tegas untuk mengatasi kasus tersebut. Saya berharap bahwa lembaga penegak hukum, termasuk TNI, dapat menjamin keamanan dan keadilan bagi semua warga negara, tanpa terkecuali," tuturnya.
Seperti diketahui, DPT yang merupakan warga Kecamatan Jelimpo, Kabupaten Landak, Kalbar, ditemukan tewas bersimbah darah di trotoar Jalan Kramat Raya, Senen, Jakarta Pusat, Kamis (8/6/2023) pagi. Pria malang itu diduga menjadi korban pembunuhan.
Video korban yang sedang tergeletak bersimbah darah dalam keadaan tak bernyawa tersebut viral di media sosial.
Saat di konfirmasi, Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Komarudin menjelaskan, dari pengakuan rekan korban, DPT terlibat perkelahian dengan seseorang yang sebelumnya mereka ketahui berawal dari kelompok ini 5-6 orang ini nongkrong di Kota Tua.
Dari hasil penyelidikan, penusukan bermula ketika pelaku dan teman-temannya menyewa sound system korban. Mereka lalu nyanyi-nyanyi sampai larut lagi dan korban menegur lalu menyuruh membayar sewanya.
Baca juga:
"Kemudian ditagih uang sewa oleh korban, terus salah satu pelaku ambil dulu di ATM. kemudian mereka sama-sama naik motor ke ATM diikuti oleh korban, diikuti sampai Kramat Raya di TKP. Sampai di TKP, disalip korban ditanyakan kenapa tidak berhenti, padahal sudah banyak ATM yang di lewati dan setelah itu terjadi cekcok antara pelaku dan korban, hingga terjadi penusukan oleh pelaku," kata Komarudin.
Terduga pelaku penusukan diduga merupakan anggota TNI AD. Hal tersebut berdasarkan identitas yang didapat Kepolisian.