Reaksi Warganet saat CEO Perusahaan Taksi Menyamar Jadi Sopir, Hasil Pantauan Netray

JAKARTA – CEO Blue Bird Sigit Priawan Djokosoetono berganti profesi menjadi sopir selama satu hari. Aksi ini dilakukannya pada 24 Mei lalu. Seperti sopir Blue Bird lainnya, Sigit memulai aktivitasnya sejak pukul 07.00 WIB.

Begitu keluar dari pool di kantor pusat Blue Bird di Mampang, Jakarta Selatan, dia langsung mendapat order dari aplikasi untuk mengantarkan penumpang ke area perkantoran di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan. Hingga jam makan siang, kiranya sudah enam penumpang yang didapat.

Itu terlihat dari unggahan Sigit di Instagram Story, "Haus juga nih, siang-siang adem hari ini padahal..Udah 6 tamu naik, kelewat 2 orderan, bukan rejeki.”

"Mampir ke antrian mall PP (Pasific Place), nyari tamu lagi. Abis drop dari Kokas (kota kasablanka) tetap semangat," tulisnya lagi.

Tak diduga, unggahan tersebut ternyata viral dan menjadi perbincangan hangat pegiat media sosial.

CEO Blue Bird Sigit Priawan Djokosoetono menyamar menjadi sopir taksi Blue Bird. Dia mengunggah aktivitasnya sebagai sopir di akun instagramnya. (Twitter)

Dengan menggunakan kata kunci ‘bluebird’ dan ‘blue bird’ selama periode 21-26 Mei 2023, Netray menemukan 3.223 twit dari 1.673 akun yang memperbincangkan topik tersebut. Dengan impresi mencapat 11,3 juta reaksi, baik dalam bentuk like, comment, maupun retweet. Perbincangan setidaknya mampu menjangkau hingga 70,4 juta akun Twitter berbahasa Indonesia.

“Pembahasan kata kunci mulai meningkat pada 24 Mei saat twit CEO Blue Bird menjadi sopir taksi muncul. Puncaknya terjadi di hari berikutnya, pada 25 Mei dengan 1.888 twit. Kata sigitdjokosoetono, dan priawan masuk dalam kosakata yang paling banyak disebut setelah bluebird, blue, dan sopir,” tulis Netray dalam laporannya pada 30 Mei 2023.

Banjir Pujian

Mayoritas pegiat media sosial memberikan respon positif terhadap aksi menyamar yang dilakukan bos merek taksi yang sudah ada sejak tahun 1972 tersebut.

Akun @mynameprada mengomentari foto Sigit bersama dengan sopir-sopir Blue Bird di lapangan. Dia memuji sikap Sigit yang mau membaur dengan karyawannya.

Tak hanya untuk Sigit, banyak juga pegiat media sosial yang memuji kinerja taksi Blue Bird karena kemampuan para sopirnya yang dikenal sangat berpengalaman dan mampu bersikap ramah terhadap para penumpang.

Adanya fitur passcode dan kode mobil yang tertera di aplikasi juga menjadi ulasan positif. Begitu pula menyoal tarif taksi Blue Bird yang diakui lebih murah dibanding taksi online lain meski tidak menggunakan voucher.

Twit positif pegiat media sosial terhadap aksi CEO Blue Bird Sigit Priawan Djokosoetono yang menyamar menjadi sopir taksi Blue Bird. (Netray)

Menurut Sigit, apa yang dilakukannya merupakan bagian tanggung jawab. Dengan menjajal langsung sebagai sopir, Sigit bisa lebih memahami tugas berat para sopir Blue Bird di lapangan.

“Hanya sekadar mengetahui dan mengerti itu berbeda dengan mengalami sendiri,” kata Sigit seperti dilansir dari akun YouTube Ecommurz.

Ketika mengalami, seseorang akan lebih merasakan ringan dan beratnya suatu tugas. Contoh ketika penumpang turun, sopir harus sudah bisa memutuskan harus kemana, apakah menunggu order dari aplikasi, masuk ke pangkalan, atau menyasar konsumen yang ada di jalan? Memutuskan itu ternyata sulit dan butuh pengalaman.

Respon Negatif

Di balik ragam pujian, ada pula pegiat media sosial yang menyampaikan keluh kesahnya. Terpopuler adalah twit @ariefsabkli yang merasa komisi sopir taksi Blue Bird selama sehari berkendara tidak manusiawi.

Sebagai sopir, ia mengaku hanya mendapat komisi bersih sebesar Rp80.020. Hal senada tampak dicuitkan oleh akun @gruusomeflower, seorang penumpang taksi Blue Bird yang mengaku dicurhati sopir yang meminta review jelek supaya mendapat servis untuk taksinya.

Isu pemberhentian karyawan juga menyeruak dalam twit dengan sentimen negatif. Akun @waltertothemars membeberkan nasib ayahnya sebagi sopir Blue Bird yang diberhentikan tanpa alasan jelas pada 2016. Sementara, akun @__dewifortuna menceritakan nasib tetangganya yang diberhentikan karena sakit paru-paru padahal sopir tersebut tengah memiliki tabungan cicilan mobil sebanyak Rp90 juta.

Di samping keluhan dari sopir, pelanggan yang pernah naik taksi Blue Bird juga turut bersuara. Seperti yang tampak dari akun @thedufresne dan @tegnabretnip yang menyayangkan kebanyakan armada yang digunakan Blue Bird adalah jenis transmover seperti Avanza sehingga tidak nyaman apabila digunakan dalam kecepatan tinggi.

Top akun dari pantauan Netray mengenai topik Blue Bird. (Netray)

Sepanjang periode pemantauan, twit komika Ernest Prakarsa menjadi twit dengan impresi dari pegiat Twitter. Melaui akunnya @ernestprakasa ia membagikan pengalamannya pernah melihat Nikita Willy dan suaminya yang juga pewaris Blue Bird menaiki taksi ini dengan mobil jenis Avanza. Ia menilai hal tersebut merupakan suatu hal yang keren dan tidak berkesan pencitraan.

Kemudian akun selanjutnya yang memperoleh banyak impresi dari pegiat Twitter adalah akun @ngabdul. Twitnya merespons aksi CEO Blue Bird yang menjadi supir taksi. Ia memuji dan menganggap Blue Bird sebagai salah satu satu perusahaan taksi di dunia yang berhasil mengalahkan serbuan taksi online.

Aplikasinya pun tak kalah bagus, tak perlu membakar miliaran dolar uang investor dan masih bisa memberi layanan lebih bagus dibanding taksi online.

Simak analisis terkini dan mendalam lainnya di analysis.netray.id. Untuk melakukan pemantauan terhadap isu yang sedang berkembang sesuai kebutuhan secara real time, Anda dapat berlangganan atau menggunakan percobaan gratis di netray.id.