Kritik Beautifikasi Tapal Kuda, Pengamat: Pak Anies Lebih Banyak Paradoks, Kontraproduktif
JAKARTA - Pengamat Kebijakan Publik Trubus Rahadiansyah mengkritik kebijakan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan dalam mempercantik genteng warga di sekitar Flyover Tapal Kuda, Lenteng Agung.
Selain boros-boros anggaran Pemprov DKI, kebijakan yang populer dengan nama beautifikasi kawasan tidak memiliki urgensi bagi masyarakat Jakarta.
"Menurut saya ini tidak ada urgensinya juga, apalagi sekarang dalam masa pandemi. Lebih tepatnya ini pemborosan disebutnya," kata Trubus saat dihubungi VOI, Jumat, 22 Januari.
Menurut Trubus, Anies harusnya fokus pada pembangunan atau kebijakan yang mengutamakan kepentingan publik.
Baca juga:
Misalnya, penataan kampung-kampung kumuh, Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA), down payment (DP) rumah Rp0 atau program OkeOce yang kampanye lalu terus disampaikan.
Apalagi, masyarakat Jakarta tengah menghadapi kesulitan ekonomi akibat dihantam pandemi COVID-19. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan, DKI Jakarta merupakan provinsi dengan tingkat pengangguran paling tinggi di Indonesia.
"Ancaman banjir juga nyata. Pemrov harusnya berkoordinasi dengan wilayah penyangga, entah membangun proyek padat karya karena itukan memberikan income ke masyarakat,"
"Kalau dulu kelihatannya populis sekarang bukan populis lagi. Pak Anies lebih banyak paradoksnya sekarang, kontraproduktif. Saya ingin beliau di relnya seperti saat janji kampanye dulu bahwa dia adalah seorang humanis, populis. Apalagi background-nya juga dosen," tegas Trubus.