Jumlah Harian Insiden Dunia Maya yang Diakibatkan oleh Manusia Meningkat 1,5 Persen
JAKARTA - Penelitian berdasarkan analisis insiden yang dilaporkan kepada pelanggan Kaspersky Managed Detection and Response (MDR) mengungkapkan bahwa analis Security Operations Center (SOC) menemukan lebih dari tiga insiden dengan tingkat keparahan yang tinggi disebabkan oleh keterlibatan langsung manusia setiap harinya pada tahun 2022.
Efisiensi yang diberikan oleh spesialis eksternal saat menangani solusi keamanan siber dan persyaratan pengetahuan khusus adalah alasan utama bagi perusahaan untuk mengalihdayakan pakar eksternal pada tahun 2022.
Untuk mengatasi kurangnya kesenjangan keahlian di antara para profesional Keamanan TI dan memberi mereka wawasan tentang lanskap ancaman saat ini, Kaspersky menganalisis insiden pelanggan anonim yang terdeteksi oleh layanan MDR-nya.
Laporan Analis Deteksi dan Respons Terkelola (Managed Detection and Response) tahunan Kaspersky menunjukkan bahwa insiden dengan tingkat keparahan tinggi membutuhkan waktu rata-rata 43,8 menit untuk dapat dideteksi oleh Kaspersky MDR.
Baca juga:
- Saluran TV China Siarkan Kripto, Bos Binance: Liputan Seperti Ini Sebabkan Kenaikan
- Pengguna Microsoft Teams Kini Bisa Gunakan Avatar untuk Rapat dan Ruang Imersif
- Opera Browser Ungkap AI Aria yang Ditenagai Teknologi GPT Milik OpenAI
- Google Chrome Permudah Pengguna Ganti Desain pada Desktop, Begini Caranya!
Karena peningkatan serangan yang didorong oleh faktor manusia, waktu pemrosesan ini meningkat sekitar 6 persen dibandingkan tahun sebelumnya, karena memakan lebih banyak waktu para analis SOC.
Mengenai tipe-tipe insiden tersebut, Kaspersky mengungkapkan 30 persen di antaranya terkait dengan APT, 26 persen merupakan serangan malware, dan lebih dari 19 persen lainnya dihasilkan dari “peretasan etis” (pentest, tim merah/red teaming, atau jenis latihan dunia maya lainnya yang dilakukan di ruang lingkup pelanggan baik untuk penilaian keamanan sistem TI maupun pengujian kesiapan operasional layanan MDR).
Selain itu, proporsi insiden yang diakibatkan kerentanan kritis secara umum dan deteksi jejak serangan sebelumnya yang melibatkan manusia adalah sekitar 9 persen. Insiden yang tersisa dihasilkan dari keberhasilan penggunaan teknik rekayasa sosial (social engineering) atau terkait dengan ancaman orang dalam.