Dedi Mulyadi dan Prabowo Sepakati Desa Benteng Pertahanan Negara

PURWAKARTA - Anggota DPR Dedi Mulyadi dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto sepakat kalau desa sebagai benteng pertahanan negara, saat berdiskusi bersama pengurus pusat Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia.

"Selama ini secara umum pertahanan negara itu kekuatan alutsista seperti pesawat tempur, rudal, tank, kapal selam, sistem informasi pertahanan darat, laut dan udara. Berpikirnya teknologi," kata Dedi dikutip ANTARA, Sabtu, 20 Mei.

Dia menyampaikan, ada kisah dari negeri tirai bambu terdapat satu benteng yang tak bisa ditembus pasukan lawan. Namun benteng itu berhasil ditembus Jengis Khan dengan menyuap para penjaga. Hal itu yang kini masuk dalam Sistem Pertahanan Keamanan Rakyat Semesta (Sishankamrata).

Menurut dia, Sishankamrata merupakan integrasi antara masyarakat dengan tentara dan manusia dengan semesta. Teori Sishankamrata ini sudah berhasil dalam praktik perang gerilya, di mana tentara dan rakyat menyatu dengan alam.

Terkait hal tersebut, Dedi menilai desa sebagai kekuatan terbesar dari seluruh bagian Indonesia. Selama ini wilayah terbesar laut, pantai, gunung dan sawah terbentang luas di desa sehingga kekuatan tersebut harus terpelihara.

"Kopasus, Paskhas, Denjaka tidak akan menjadi pasukan yang disegani kalau tidak ada hutan, laut dan wilayah udara yang terbentang luas dengan nilai kesemestaan. Di sisi lain mata telinga negara itu rakyat yang memiliki pemimpin mulai dari tingkat RT, RW dan desa," katanya.

Atas hal itu, maka Indonesia harus dijaga dari desa sebagai bentang perbatasan laut, darat dan udara Indonesia.

Dedi menilai bila desa merupakan benteng pertahanan negara, dengan begitu desa harus makmur dan berkeadilan dari sisi keuangan mulai pusat hingga daerah.

Menurut dia, salah satu program yang harus diteruskan dari Presiden Joko Widodo adalah melahirkan rasa keadilan bagi desa dengan mengelola sumber daya alam tidak dijual mentah. Lebih baik diolah menjadi bahan siap pakai.

"Seperti emas sudah dalam bentuk perhiasan, nikel sudah menjadi baterai kendaraan listrik. Kalau sudah jadi barang maka negara bisa memperoleh keuntungan triliunan yang bisa dikembalikan pada pembangunan desa agar tumbuh menjadi makmur," katanya.

"Dengan catatan perlu perencanaan keuangan yang tepat. Karena percuma banyak uang kalau tidak ada perencanaan yang tepat," kata Dedi.

Sementara itu, Menhan Prabowo melalui akun media sosialnya berterima kasih atas silaturahmi dan masukan yang diberikan oleh Dedi Mulyadi dan pengurus Apdesi.

Bagi Prabowo, Apdesi merupakan kawan perjuangan. Seperti belasan tahun lalu saat Prabowo berjuang bersama untuk dana desa yang saat ini sudah menjadi program nasional untuk kesejahteraan dan pembangunan.

Prabowo juga sependapat dengan Dedi yang menilai desa sebagai benteng pertahanan negara, kekuatan rakyat, budaya dan corak asli masyarakat Indonesia.

"Untuk itu kita berkewajiban untuk melestarikan dan menanamkan nilai-nilai nasional, Pancasila, cinta tanah air hingga ke pelosok desa di tanah air," kata Menhan.