Jepang-Prancis Sepakati Kerja Sama Erat untuk Isu terkait China
JAKARTA - Pemimpin Jepang dan Prancis sepakat untuk mempererat kerja sama bilateral dalam bidang keamanan dan ekonomi dan bekerja sama dalam isu-isu yang berhubungan dengan China.
Langkah penguatan kerja sama itu diambil oleh Jepang dan Prancis saat pengaruh militer dan ekonomi China semakin meningkat di kawasan Indo-Pasifik.
Dilansi ANTARA, Jumat, 19 Mei, dalam pembicaraan di Hiroshima, Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida dan Presiden Prancis Emmanuel Macron menegaskan mereka akan terus menjatuhkan sanksi ekonomi yang berat terhadap Rusia atas serangannya ke Ukraina sambil dengan kuat mendukung Kiev, menurut Kementerian Luar Negeri Jepang.
Pembicaraan bilateral tersebut berlangsung di sela-sela konferensi tingkat tinggi (KTT) G7 di Hiroshima, Jepang barat, yang dimulai pada hari yang sama. Cara G7 dalam menyikapi China akan menjadi agenda utama dalam KTT tersebut.
Pertemuan itu terjadi setelah Macron menimbulkan kontroversi karena menyerukan Eropa untuk tidak jadi "pengikut" baik Amerika Serikat atau China, memperingatkan agar tidak terseret ke dalam krisis atas Taiwan di tengah persaingan kedua negara, dalam wawancara media pada bulan lalu.
China yang dipimpin komunis menganggap Taiwan, yang memiliki pemerintahannya sendiri itu, sebagai bagian dari wilayahnya yang pada akhirnya akan dipersatukan kembali dengan daratan China daratan, dan telah meningkatkan tekanan militer terhadap pulau itu.
Pada kesempatan itu, Kishida dan Macron berjanji akan mempromosikan kerja sama di bidang dunia maya dan luar angkasa, energi nuklir sipil, dan dalam mendukung perusahaan rintisan, seperti dengan mengirim 100 pengusaha Jepang ke Prancis selama lima tahun ke depan, kata Kemenlu Jepang.
Sebelumnya pada hari yang sama, Kishida bertemu dengan Kanselir Jerman Olaf Scholz. Keduanya sepakat untuk lebih memperluas kerja sama dalam keamanan ekonomi dan bidang lainnya, membangun hasil dari pembicaraan pertama antarpemerintahyang melibatkan para pemimpin dan menteri utama kedua negara di Tokyo pada Maret, kata kementerian tersebut.
Dengan Kishida dan Scholz menjadi presiden G7 tahun ini dan tahun lalu, perdana menteri Jepang tersebut mengatakan bahwa dia berharap dapat bekerja sama dengan pemimpin Jerman untuk mengarahkan diskusi kelompok ke arah pemeliharaan dan penguatan tatanan internasional berdasarkan aturan hukum.
SEE ALSO:
Kedua pemimpin secara khusus sepakat mengenai pentingnya menyelaraskan diri dengan negara-negara "Global Selatan" yang baru bangkit dan berkembang. Banyak dari negara tersebut yang tidak memihak Amerika Serikat (AS) dan para sekutunya dalam perihal perang Rusia di Ukraina.
Selanjutnya, menurut Kemenlu Jepang, Kishida juga bertemu dengan Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau dan mereka menyambut "kemajuan yang stabil" dari rencana aksi kedua negara untuk mewujudkan kawasan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka.
Pada Oktober 2022, rencana aksi yang diumumkan kedua negara juga termasuk peluncuran negosiasi tentang penandatanganan perjanjian bilateral untuk berbagi intelijen keamanan yang harus dicapai "sesegera mungkin."
Pada Kamis (18/5), Kishida mengadakan pertemuan bilateral dengan Presiden AS Joe Biden, Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak, dan Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni.