DLH Balikpapan Ambil Sampel Air Laut Tercemar Minyak
BALIKPAPAN - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Balikpapan mengambil sampel air laut diduga tercemar tumpahan minyak di perairan Selat Makassar atau sekitar dua mil dari Pantai Manggar di daerah itu.
“Kami ambil sampel air sebanyak dua botol ukuran 1,5 liter,” kata Kepala DLH Balikpapan Sudirman Djajaleksana dikutip ANTARA, Minggu, 14 Mei.
Sampel atau contoh air diambil di lokasi bagan milik Ismail Yunus, dengan koordinat satu derajat 13 menit lintang selatan dan 117 derajat bujur timur.
Bagan adalah bangunan sederhana yang dibuat nelayan untuk memancing dan menarik ikan di laut.
Di bagan dengan koordinat tersebut, Ismail Yunus sendiri pertama kali melaporkan ada air laut yang semula jernih menjadi hitam pada Jumat malam (12/5).
Dia merekam kejadian itu dengan telepon seluler dan membagikan kepada teman-temannya/
Ismail Yunus adalah nelayan dari Manggar, Balikpapan Timur.
Ia sedang berada di bagan itu untuk menangkap ikan pada saat air laut di bawah bagan berubah menjadi hitam dengan cepat.
Tim DLH Balikpapan mendatangi bagan bersama dengan polisi dari Kepolisian Sektor Balikpapan Timur, Lurah Manggar dan pemuda dari Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Manggar.
Contoh air dari lokasi itu segera dibawa ke Samarinda untuk diuji di laboratorium di Universitas Mulawarman.
“Dari hasil uji laboratorium tersebut baru kita tentukan langkah selanjutnya sambil terus berkoordinasi dengan para pihak,” kata Sudirman.
Sebelum pengambilan sampel itu, tim juga meninjau kondisi perairan dan pantai, yaitu Pantai Manggar dan Pantai Lamaru.
Sudirman dengan mengutip laporan Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pantai Manggar dan aparat dari Polairud Polda Kaltim menyatakan tidak ditemukan ceceran minyak di pantai atau pun di perairan. Demikian pula di lokasi yang diadukan.
“Berdasarkan pengamatan pada saat peninjauan, secara visual tidak terdapat ceceran minyak di lokasi aduan dan di perairan pesisir Manggar,” jelas Sudirman.
Sebelumnya sejak Jumat (12/5) malam video yang diambil Ismail tersebar ramai di kalangan nelayan, aktivis lingkungan dan jurnalis.