Satu Orang Tewas di Rehovot, Israel Bunuh Dua Pucuk Pimpinan Pasukan Roket Jalur Gaza Palestina

JAKARTA - Israel membunuh kepala pasukan roket Jihad Islam dan wakilnya, menekan operasi yang telah menewaskan 30 orang di Gaza, termasuk wanita dan anak-anak, sementara serangan roket lintas batas Palestina menyebabkan korban jiwa pertama di Israel pada Hari Kamis.

Di tengah upaya mediasi yang dilakukan oleh Mesir, tidak ada pihak yang tampaknya siap untuk memadamkan gejolak terburuk sejak Agustus, yang kini memasuki hari ketiga.

"Kami berada di puncak kampanye, baik ofensif maupun defensif," Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan dalam sebuah pernyataan yang direkam dalam video yang dikeluarkan selama kunjungan ke sebuah pangkalan udara, melansir Reuters 12 Mei.

"Siapa pun yang datang untuk menyakiti kami, darahnya akan ditumpahkan," tegasnya.

Kematian Ali Ghali dan Ahmed Abu Daqqa menambah jumlah tokoh senior Jihad Islam, yang disponsori Iran, yang terbunuh sejak Israel mulai menggempur Gaza pada Hari Selasa.

Dua orang bersenjata dari kelompok sempalan tewas dalam serangan terpisah pada Hari Kamis. Identitas dua orang yang tewas di tempat lain tidak segera jelas. Empat wanita dan enam anak-anak juga tewas.

Namun Jihad Islam, kelompok bersenjata terbesar kedua di Gaza setelah kelompok Hamas yang berkuasa, terus melancarkan tembakan roket.

"Kami tidak akan mundur dan pembunuhan itu hanya akan membuat kami lebih kuat. Pembalasan dendam kami terus berlanjut," demikian dikatakan organisasi itu dalam sebuah komunike.

Ratusan roket yang diluncurkan telah memicu sirene hingga ke utara Tel Aviv. Sekitar 1,5 juta warga Israel diperintahkan untuk mengungsi ke tempat perlindungan, kata juru bicara militer Laksamana Muda Daniel Hagari.

Sementara pencegat Iron Dome dan David's Sling telah menembak jatuh 96 persen roket yang ditembakkan, menurut militer. Tapi, satu roket menghantam sebuah bangunan tempat tinggal di Rehovot pada Hari Kamis. Petugas medis mengatakan seorang pria tua tewas, korban pertama yang terbunuh di Israel dalam pertempuran terbaru dan lima orang lainnya terluka.

Saat penembakan berlanjut di Gaza, militer mengatakan telah menangkap 25 orang di Tepi Barat yang diduduki yang terkait dengan Jihad Islam. Di Kota Tulkarm, Tepi Barat, Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan pasukan Israel menembak mati seorang pria berusia 66 tahun. Militer mengatakan pasukan membalas tembakan setelah salah satu dari mereka ditembak dan dilukai oleh orang-orang bersenjata.

Setelah lebih dari satu tahun kekerasan Israel-Palestina yang menewaskan lebih dari 140 orang Palestina dan sedikitnya 19 orang Israel dan orang asing sejak Januari, eskalasi terbaru ini memicu seruan internasional untuk melakukan gencatan senjata.

Namun Kairo, yang menjadi tuan rumah bagi pejabat senior Jihad Islam Mohammad al-Hindi untuk melakukan pembicaraan, bersikap hati-hati mengenai prospeknya.

"Upaya Mesir untuk menenangkan keadaan dan melanjutkan proses politik belum membuahkan hasil," ujar Menteri Luar Negeri Mesir Sameh Shoukry kepada para wartawan.

Bertemu dengan rekan-rekannya dari Yordania, Prancis dan Jerman di Berlin, Shoukry mendesak "negara-negara yang mensponsori perdamaian untuk turun tangan dan menghentikan serangan", mengatakan Israel harus "menghentikan tindakan sepihak yang bertujuan untuk menghancurkan masa depan negara Palestina".