Agar Didengar, Begini 5 Cara Berkomunikasi secara Asertif
YOGYAKARTA – Mengatakan secara tegas tidak hanya mengutarakan kebenaran. Tetapi juga didasari tahu apa yang Anda rasakan, inginkan, dan butuhkan. Selain juga dikomunikasikan secara hati-hati, berkomunikasi secara asertif tidak membuat penerima sulit menerima tetapi justru mendengarkan dengan seksama.
Berkomunikasi asertif juga dijelaskan sebagai cara menyatakan perasaan dan kebutuhan Anda secara baik dan penuh hormat. Menurut Jonice Webb, Ph.D., psikolog berlisensi dan penulis buku dilansir Psychology Today, Kamis, 11 Mei, dengan berkomunikasi asertif membuat Anda lebih didengar.
Bagi kebanyakan orang, berkomunikasi secara asertif tidak mudah dilakukan. Salah satu yang paling dibutuhkan dalam komunikasi untuk didengar adalah dengan mengasah keterampilan. Yaitu terampil untuk mengungkapkan secara tegas, mudah dipahami, dan mengungkapkan dengan cara yang sehat. Untuk melakukannya, Webb memberikan tips yang bisa Anda praktikkan untuk mengasah keterampilan berkomunikasi secara asertif.
1. Menyadari perasaan Anda saat situasi sedang terjadi
Mengetahui bagaimana perasaan Anda sebelum dan sesuatu situasi tertentu, berguna untuk bersikap asertif. Dengan begitu, Anda bisa mengidentifikasi perasaan Anda, apakah itu bahagia, marah, kecewa, atau cemas.
2. Percaya bahwa perasaan Anda patas untuk didengarkan
Mempercayai perasaan Anda sendiri, perlu mendasari sikap asertif. Dengan begitu, Anda bisa menemukan kata yang tepat untuk dikomunikasikan dengan orang terdekat Anda. Lantas dengan begitu, orang tercinta Anda mendengarkan alih-alih mengabaikan perasaan yang diungkapkan secara hormat.
3. Perlu mengelola perasaan
Saat Anda terluka dan marah atau mungkin merasakan emosi lainnya, penting untuk mengelola perasaan tersebut sehingga dapat diungkapkan dengan kata-kata yang pantas. Mengelola perasaan melibatkan identifikasi dan validasi perasaan secara internal. Kemudian bisa diekspresikan secara eksternal dengan bahasa yang presisi. Sebagai saran dari Webb, ambillah beberapa menit untuk relaksasi dengan tarik napas dalam-dalam dam minum segelas air.
4. Berusaha memahami orang lain yang terlibat
Selain memahami perasaan diri sendiri, penting pula memahami perasaan orang yang terlibat. Misalnya ketika Anda mendengar musik diputar keras-keras di waktu tidur Anda. Anda perlu memahami bahwa orang yang memutar musik tersebut, mungkin tidak bermaksud buruk. Hanya saja mereka perlu mengenali batasan mereka mengganggu Anda. Maka ekspresikan kebutuhan Anda dengan rasa hormat sehingga mereka merespons Anda dengan rasa hormat pula.
5. Mempertimbangkan latar belakang situasi dan lingkungan Anda
Pada cara kelima ini, Anda perlu memikirkan bagaimana mengkomunikasikan pesan Anda. Apakah langsung diutarakan, dengan mengirim pesan, atau dengan cara lainnya. Anda juga perlu memperhitungkan latar belakang situasi yang Anda alami.
Baca juga:
Itulah cara berkomunikasi asertif yang perlu diasah. Melatih keterampilan mengatakan kebutuhan Anda dengan ketegasan sangat bagus. Kalau dilatih terus-menerus, Anda akan menemukan lebih banyak kemudahan dalam berkomunikasi, meningkatkan kesadaran, dan menumbuhkan kepercayaan diri.