Ukraina Sebut Brigade Rusia Melarikan Diri dari Bakhmut, Bos Tentara Bayaran Wagner Geram Kehilangan 500 Anggota
JAKARTA - Militer Ukraina mengatakan pada Hari Rabu, mereka berhasil mengusir sebuah brigade infanteri Rusia dari wilayah dekat Bakhmut, mengklaim telah mengonfirmasi pernyataan dari kepala tentara bayaran Grup Wagner, pasukan Rusia telah melarikan diri.
Moskow belum mengomentari laporan dari kedua belah pihak, jika 72nd Separate Motor-rifle Brigade telah meninggalkan posisinya di pinggiran barat daya Bakhmut.
Bos tentara bayaran Rusia, Yevgeny Prigozhin, yang telah berulang kali menuduh angkatan bersenjata reguler Moskow gagal mendukung pasukan swastanya yang memimpin pertempuran di Bakhmut, mengatakan pada Hari Selasa bahwa brigade Rusia telah meninggalkan posisinya.
"Tentara kami melarikan diri. Brigade ke-72 'mengencingi' tiga kilometer persegi pagi ini, di mana saya telah kehilangan sekitar 500 orang," kesal Prigozhin, melansir Reuters 10 Mei.
Dalam sebuah pernyataan semalam, Third Separate Assault Brigade Ukraina mengatakan: "Ini resmi. Laporan Prigozhin tentang pelarian Brigade Senapan Bermotor Independen ke-72 Rusia dari dekat Bakhmut dan '500 mayat' orang Rusia yang ditinggalkan adalah benar."
"Brigade Penyerang Ketiga berterima kasih atas publisitas tentang keberhasilan kami di garis depan," sambung unit militer tersebut.
Pada Rabu pagi, unit yang dibentuk dari Batalion Azov nasionalis Ukraina ini mengunggah ulang video salah satu pendiri Azov, Andriy Biletsky, yang mengatakan pasukannya telah "mengalahkan" brigade Rusia.
"Faktanya, skuadron ke-6 dan ke-7 brigade ini hampir seluruhnya hancur, intelijen brigade dihancurkan, sejumlah besar kendaraan tempur dihancurkan, sejumlah besar tawanan diambil," ungkapnya.
"Serangan-serangan itu dilakukan di wilayah selebar 3 km dan sedalam 2,6 km, dan seluruh wilayah ini sepenuhnya dibebaskan dari pasukan pendudukan Rusia," tandasnya.
Sementara itu, komando militer timur Ukraina mengatakan brigade Rusia telah rusak parah, meskipun dikatakan Rusia masih berusaha habis-habisan untuk merebut sisa kota.
"Sayangnya mereka belum menghancurkan seluruh brigade (Rusia), dua kompi rusak parah di sana," ujar Serhiy Cherevatyi, juru bicara komando militer timur, dalam komentar yang disiarkan televisi.
"Situasi (di Bakhmut) tetap sulit karena bagi musuh, terlepas dari semua kebisingan putih yang coba diciptakan Prigozhin, itu (Bakhmut) (masih) arah serangan utama, target utama yang didambakan," tandasnya.
Terpisah, Kementerian Pertahanan Rusia tidak segera membalas permintaan Reuters untuk memberikan komentar, dan Reuters tidak dapat mengonfirmasi secara independen situasi di daerah tersebut.
Baca juga:
- Momen Langka, Dua Paus Berbagi Panggung di Lapangan Santo Petrus Vatikan
- Gabung ASEAN dan Hadiri KTT di Labuan Bajo, PM Timor Leste Apresiasi Pemerintah Indonesia dan Presiden Jokowi
- Bertemu PM Anwar Ibrahim di Sela-sela KTT ASEAN, Presiden Jokowi Bahas Perbatasan hingga Perlindungan Pekerja Migran
- AS Siapkan Bantuan Keamanan Jangka Panjang Senilai Rp17,7 Triliun untuk Perkuat Pertahanan Udara Ukraina
Sebuah brigade Rusia biasanya terdiri dari beberapa ribu tentara. Sementara, Bakhmut yang terletak di Ukraina timur telah menjadi target utama serangan musim dingin besar-besaran Moskow, menjadi lokasi pertempuran darat paling berdarah di Eropa sejak Perang Dunia Kedua.
Diketahui, Prigozhin berulang kali mengancam akan menarik pasukan Wagner keluar dari Bakhmut, kecuali angkatan bersenjata reguler Rusia mengirimkan lebih banyak amunisi kepada pasukannya.
Dalam komentar terbarunya pada Hari Rabu, dia mengatakan pasukannya hanya menerima 10 persen dari peluru yang mereka butuhkan.