Dukung Inovasi Industri, Kemenperin Cetak Peneliti Gen-Z di Wilayah Timur Indonesia
JAKARTA - Akselerasi penerapan industri 4.0 di Indonesia dilakukan melalui berbagai upaya untuk meningkatkan daya saing industri manufaktur nasional dan mewujudkan kekuatan ekonomi Indonesia masuk peringkat 10 besar dunia pada 2030.
Sasaran ini terdapat dalam peta jalan Making Indonesia 4.0 yang telah diluncurkan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) pada 2018.
Peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu dari 10 Strategi Prioritas Making Indonesia 4.0. Untuk mewujudkannya, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong peningkatan kualitas SDM industri, seperti melalui pengembangan pendidikan dan pelatihan vokasi.
"Salah satu program pendidikan vokasi yang dijalankan Kemenperin adalah melalui 22 unit pendidikan vokasi yang dimiliki, dengan berbagai program unggulan dan jalinan kerja sama yang kuat dengan para stakeholder," kata Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya manusia Industri (BPSDMI) Kemenperin Masrokhan di Jakarta, pada Selasa, 9 Mei.
SMK-SMTI Makassar merupakan salah satu sekolah menengah milik Kemenperin yang berpartisipasi dalam program From East to be the Best Young Scientist. Program tersebut bertujuan mencetak 1.000 peneliti muda dari timur Nusantara, dimulai dari workshop keilmiahan online dengan output berupa gagasan-gagasan terbaik dari siswa-siswi di Indonesia.
"Tujuan dari pelaksanaan program ini adalah untuk meningkatkan mindset riset, kreativitas, dan inovasi untuk menciptakan para peneliti gen Z dari timur Indonesia dan menguatkan jaringan antar pelajar dalam program-program inovasi dan penelitian," ujar Masrokhan.
Implementasi proyek yang berasal dari ide terbaik akan mendapatkan pendanaan disertai dengan pelatihan dan pendampingan. Fase terakhir dari kegiatan ini adalah workshop secara offline di tujuh kota dan ide terbaik yang terpilih akan melakukan pameran di workshop offline tersebut.
Ketujuh kota itu merupakan kota potensial yang berlokasi di provinsi Jawa Timur dan Sulawesi Selatan, yaitu Lamongan, Jember, Surabaya, Pasuruan, Bangkalan, Malang, dan Makassar.
"Workshop tour pertama berlangsung sukses di SMK-SMTI Makassar pada 6 Mei lalu dengan kegiatan pengenalan, sharing, eksperimen, pembuatan riset, dan presentasi," ucapnya.
Baca juga:
Adapun program yang diselenggarakan oleh Yayasan Karya Riset Indonesia bersama U.S Consulate General Surabaya dan Science Hunter Indonesia ini berkolaborasi dengan BPSDMI Kemenperin melalui SMK-SMTI Makassar.
Science Hunter Indonesia (SHI) merupakan startup lokal sebagai platform interaktif dan inovatif bagi siswa untuk belajar tentang penelitian ilmiah dan menulis karya ilmiah. Per Juni 2021, SHI telah menjangkau 83 persen dari seluruh provinsi dan lebih dari 500 sekolah dan kampus di seluruh Indonesia.
Jumlah luaran dari pendampingan penelitian adalah 902 karya penelitian inovasi, dengan 362 karya di antaranya telah meraih penghargaan di tingkat nasional dan internasional.