Sebut Tudingan AS di Balik Serangan Drone ke Kremlin Hal Menggelikan, Gedung Putih: Peskov Berbohong
JAKARTA - Amerika Serikat (AS) menepis tuduhan Rusia pada Hari Kamis, jika Washington berada di balik apa yang dikatakannya sebagai serangan pesawat tak berawak terhadap Kremlin, mengatakan pernyataan Moskow itu bohong belaka.
"Jelas itu adalah klaim yang menggelikan," kata juru bicara keamanan nasional Gedung Putih John Kirby, beberapa jam setelah Rusia menyalahkan Amerika Serikat atas apa yang disebutnya sebagai serangan yang bertujuan untuk membunuh Presiden Vladimir Putin, melansir Reuters 4 Mei.
"Amerika Serikat tidak ada hubungannya dengan itu. Kami bahkan tidak tahu persis apa yang terjadi di sana, tetapi saya dapat meyakinkan Anda bahwa Amerika Serikat tidak memiliki peran apa pun di dalamnya," tegas Kirby di CNN.
Kirby mengatakan, Amerika Serikat tidak mendorong atau mengizinkan Ukraina untuk melakukan serangan di luar perbatasannya, dan tidak mendukung serangan terhadap para pemimpin individu.
Sementara itu, pihak Ukraina membantah telah meluncurkan pesawat tak berawak ke arah Kremlin.
Kirby mengatakan, masih belum jelas apa yang sebenarnya terjadi di Kremlin dan Amerika Serikat masih menilai situasinya.
"Kami masih belum benar-benar tahu apa yang terjadi," sebutnya kepada MSNBC.
Sebelumnya, juru bicara Putin, Dmitry Peskov mengatakan, Amerika Serikat "tidak diragukan lagi" berada di balik dugaan serangan pada Hari Rabu, tanpa memberikan bukti.
"Peskov hanya berbohong, murni dan sederhana," tukas Kirby.
Kirby menambahkan, Putin adalah "agresor" di Ukraina dan dapat mengakhiri konflik dengan menarik diri dari wilayah Ukraina yang diinvasi pada Februari 2022.
Baca juga:
- Serukan Pembentukan Pengadilan Khusus untuk Invasi Rusia, Presiden Zelensky: Tunjukkan Orang-orang Ini Bukannya Tidak Tersentuh
- Warga Afrika Selatan Ingin Inggris Kembalikan Berlian Star of Africa
- NATO Nilai Rusia Mungkin akan Menyabotase Kabel Bawah Laut Sebagai Bagian dari Perang Melawan Ukraina
- Gelar Operasi Besar-besaran, Polisi Eropa Tangkap Lebih dari 100 Tersangka Jaringan Mafia Italia 'Ndrangheta
Kirby juga mengatakan ia tidak mengetahui adanya informasi intelijen khusus, bahwa Rusia menargetkan sistem infrastruktur penting NATO.
Diberitakan sebelumnya, pejabat intelijen NATO memperingatkan, Rusia mungkin menyabotase kabel bawah laut untuk menghukum negara-negara Barat karena mendukung Ukraina, ketika aliansi tersebut meningkatkan upaya untuk melindungi infrastruktur bawah laut, setelah serangan terhadap Nord Stream pada Bulan September tahun lalu.
"Ini adalah sesuatu yang telah kami perhatikan dan awasi sebaik mungkin sejak hampir awal perang. Kami mengamati hal ini dengan sangat, sangat cermat," pungkasnya.