Waspada! Bencana Hidrometeorologi masih Mengintai Indonesia di Januari-Februari
JAKARTA - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) meminta masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap bencana hidrometeorologi seperti banjir dan longsor. Apalagi, Indonesia saat ini tengah memasuki musim hujan.
"Selama musim hujan ini belum berakhir potensi terjadi bencana hidrometeorologi masih ada, terutama kondisi tanah sekarang sudah jenuh akibat terisi hujan sebelumnya," kata peneliti Pusat Penelitian Limnologi LIPI Iwan Ridwansyah, saat dihubungi Antara, Selasa, 19 Januari.
Iwan menuturkan Indonesia akan mengalami puncak musim hujan pada Januari-Februari sehingga perlu lebih waspada bencana hidrometeorologi.
Menurut Iwan, wilayah yang berpotensi longsor adalah yang memiliki kemiringan tinggi. Masyarakat pada wilayah-wilayah tersebut tentunya harus waspada dengan memperhatikan imbauan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat.
Baca juga:
Bila memungkinkan, masyarakat diimbau untuk segera mengungsi pada lokasi aman.
Iwan mengatakan banyak faktor yang mempengaruhi peningkatan bencana banjir dan longsor, diantaranya hujan ekstrim, alih fungsi lahan, pengurangan kapasitas saluran atau sungai dan ulah manusia sendiri.
Selain bencana hidrometeorologi, bencana hidroklimatologi juga berpotensi mengakibatkan banjir bandang dan cuaca buruk lainnya.
Untuk mengurangi dampak bencana di masa depan, perencanaan tata ruang kabupaten dan atau kota yang berada pada potensi bencana tinggi harus didesain ulang berdasarkan analisis ilmiah berbasis kebencanaan.
Wilayah Indonesia memiliki tingkat kerawanan bencana alam yang tinggi dan beragam, seperti letusan gunung api, gempa bumi, tsunami, banjir, dan tanah longsor.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat sebanyak 136 bencana alam terjadi di Indonesia sepanjang 1-16 Januari 2021.
Bencana yang paling banyak terjadi yaitu banjir dengan 95 kejadian, tanah longsor 25 kejadian, puting beliung 12 kejadian dan gempa bumi 2 kejadian. Dari sekian banyak bencana alam itu, sudah merenggut 80 korban jiwa dan 858 orang luka-luka.