5 Fakta Pelaku Penembakan Kantor MUI Pusat: PPATK Temukan Transaksi Janggal Senilai Puluhan Juta
penembakan Kantor MUI Pusat yang terbaru mulai terungkap. Salah satunya adalah ditemukannya transaksi mencurigakan senilai puluhan juta direkening pelaku penembakan yang diketahui bernama Mustopa.
YOGYAKARTA – Deretan fakta pelakuHal ini diungkapkan oleh Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) Ivan Yustiavandana.
Ivan tak merinci nilai transaksi Mustopa yang dianggap mencurigakan. Hanya disampaikan bahwa nilai transaksi Mustopa dianggap tak sesuai dengan keadaan hidupnya.
"(Nilai transaksi, red) Tidak sesuai profile yang bersangkutan," kata Ivan kepada VOI.
Berikut sejumlah fakta yang berhasil dihimpun terkait penembakan di Kantor MUI Pusat.
Fakta Pelaku Penembakan Kantor MUI
- Pelaku penembakan kantor MUI mengaku nabi
Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (Waketum MUI) Anwar Abbas menyampaikan pelaku penembakan sudah dua kali mendatangi kantor MUI untuk bertemu ketua MUI. Selain itu, pelaku juga mengaku sebagai nabi.
"(Pelaku) mendakwahkan diri sebagai nabi, dia ingin ketemu sama pimpinan,” tutur Anwar Abbas, Selasa, 2 Mei 2023.
Anwar mengungkapkan, petugas awalnya mempersilakan pelaku menunggu di bawah karena Ketua MUI sedang rapat di lantai empat. Tak lama kemudian, pelaku langsung melakukan penembakan.
"Mungkin dia nggak sabaran, langsung dia nembak. Mungkin dia menganggap akan dihalangi barang kali. Kemudian dia langsung menembak," ujarnya.
- Pelaku penembakan kantor MUI tewas
Kapolda Metro Jaya Irjen Karyoto mengatakan pelaku penembakan kantor MUI bernama Mustopa meninggal dunia.
Dalam keterangan Karyoto, pelaku dalam kondisi tak sadar diri saaat ditangkap usai kejadian.
Mustopa sempat dibawa ke Polsek Menteng dan dilarikan ke Puskesmas Menteng. Akan tetapi, dokter di puskesmas menyatakan pelaku meninggal dunia.
"Dipastikan oleh tim dokter pelaku sudah meninggal dunia," ucap Karyoto ketika meninjau tempat kejadian perkara pada Selasa, 2 Mei 2023.
- Pelaku penembakan kantor MUI tidak termasuk jaringan teroris
Polda Metro Jaya telah berkoordinasi dengan Densus 88 Antiteror terkait Mustopa, pelaku penembakan di kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI). Hasilnya, pelaku tak terbukti terlibat jaringan terorisme.
“Kita juga berkoordinasi dengan Detasemen Khusus 88 untuk memastikan apakah tersangka ini merupakan bagian daripada jaringan terorisme,” ujar Direktur Rerserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi kepada wartawan, Selasa, 2 Mei.
Dari pendalaman Densus, Mustopa tak terafiliasi dengan jaringan atau kelompok teroris manapun. Pelaku juga tak masuk dalam Lone Wolf atau teroris yang bergerak sendiri.
Tindakannya yang menembaki kantor MUI sejauh ini diduga karena rasa kekecewaannya. Karenanya, Mustopa nekat melakukan aksi teror tersebut.
“Hasil penyelidikan Densus bahwa tersangka tidak termasuk dalam jaringan teror. Bukan merupakan wujud daripada teror Lone wolf,” ungkapnya.
Selain itu, Mustopa juga tidak masuk dalam bagian atau pemilihan anggota baru suatu kelompok (kooptasi) ideologi agama yang ekstrem.
“Dan juga (tersangka) tidak terkooptasi dengan ideologi agama yang ekstrem,” kata Hengki.
- Pelaku penembakan kantor MUI salah belajar agama
Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas menyampaikan peristiwa penembakan di Kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat di Jakarta bukanlah tindakan terorisme, melainkan aksi individu yang salah belajar agama.
"Saya meyakini ini tindakan individu yang salah belajar agama atau orang yang salah memahami agamanya," kata Yaqut usai pembukaan Annual International Conference on Islamic Studies (AICIS) 2023 di UIN Sunan Ampel Surabaya, Jawa Timur, mengutip Antara.
Menag berharap polisi memproses hukum peristiwa tersebut secara tuntas meski pelakunya sudah meninggal dunia.
"Aparat tetap harus memproses dan menyelidiki latar belakang peristiwa tersebut agar aksi semacam itu tidak terulang kembali," tegasnya.
- Pelaku penembakan kantor MUI gunakan senjata jenis airgun
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Trunoyudo Wisnu Andiko mengungkapkan hasil pendalaman sementara jenis senjata yang digunakan Mustopa, pelaku penembakan kantor MUI pusat.
Dikatakan Trunoyudo, pelaku menggunakan senjata jenis airgun ketika melancarkan aksinya.
"Senjata yang patut diduga saat ini masih didalami melalui forensik, scientific, ini adalah jenis airgun, sedang melalui proses," ucap Kombes Trunoyudo
Airgun lebih berbahaya dan mematikan daripada airsoft gun. Sebab, airgun menggunakan gas Co2 yang lebih kuat sebagai pendorong peluru.
Selain itu, peluru yang digunakan juga berbentuk bola kecil atau gotri terbuat dari logam. Sedangkan airsoft gun, menggunakan peluru dari plastik yang lebih ringan.
Demikian infomasi tentang fakta penembakan kantor MUI pusat. Baca terus VOI.ID untuk mendapatkan berita menarik lainnya.