Alien Ternyata Bisa Pantau Aktivitas Manusia dari Sinyal Radio yang Bocor

JAKARTA - Sebuah penelitian baru membuktikan alien yang berada di bintang terdekat dengan teknologi mumpuni dapat mendeteksi Bumi melalui sinyal radio yang bocor.

Berbasis data yang bersumber dari kerumunan, ilmuwan dari The University of Manchester dan University of Mauritius mensimulasikan kebocoran radio dari menara seluler untuk menentukan peradaban aliem apa yang mungkin mendeteksi dari berbagai bintang terdekat.

Bintang itu juga termasuk Barnard, yang memiliki jarak enam tahun cahaya dari Bumi. Hasil dari temuan itu melihat hanya peradaban lebih maju secara teknologi yang dapat mendeteksi tingkat kebocoran radio menara seluler saat ini dari Bumi.

Namun, karena sebagian besar peradaban alien cenderung memiliki sistem penerima yang sensitif dan saat bergerak menuju sistem broadband lebih kuat di Bumi, pendeteksian manusia dari makhluk cerdas lainnya akan semakin mungkin terjadi.

“Saya telah mendengar banyak rekan mengatakan bahwa Bumi telah menjadi semakin sepi radio dalam beberapa tahun terakhir, sebuah klaim yang saya selalu diperebutkan," ungkap Profesor Mike Garrett, Ketua Tim proyek dan Direktur Pusat Astrofisika Jodrell Bank di The University of Manchester, dikutip Rabu, 3 Mei.

“Meskipun benar kita memiliki lebih sedikit pemancar TV dan radio yang kuat saat ini, proliferasi sistem komunikasi seluler di seluruh dunia sangat besar. Sementara masing-masing sistem mewakili daya radio yang relatif rendah secara individual, spektrum terintegrasi dari miliaran perangkat ini sangat besar," imbuhnya.

Garrett menekankan, perkiraan sekarang menunjukkan Bumi akan memiliki lebih dari seratus ribu satelit di orbit rendah dan seterusnya sebelum akhir dekade ini.

"Bumi sudah sangat terang di bagian spektrum radio, jika tren berlanjut, kita dapat dengan mudah dideteksi oleh peradaban maju mana pun dengan teknologi yang tepat," ujar Garrett.

Dalam penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Monthly Notices of the Royal Astronomical Society, Garrett menggunakan model sinyal yang mungkin diterima alien dari Bumi, dihasilkan oleh Ramiro Saide yang kini berstatus magang di Search for Extra-terrestrial Intelligence (SETI) Hat Creek Radio Observatory dan mahasiswa M.Phil di The University of Mauritius.

Simulasi juga menunjukkan tanda tangan radio bergerak Bumi mencakup kontribusi substansial dari negara-negara berkembang, termasuk Afrika, yang menurut para ilmuwan merupakan perkembangan menarik dan menyoroti keberhasilannya dalam melewati tahap pembangunan darat dan bergerak langsung ke era digital.

“Setiap hari kita belajar lebih banyak tentang karakteristik exoplanet melalui misi luar angkasa seperti Kepler dan Transiting Exoplanet Survey Satellite, dengan wawasan lebih jauh dari James Webb Space Teleskop," ucap Dr Nalini Heeralall-Issur, supervisor Saide dan Associate Professor di University of Mauritius.

"Saya percaya bahwa ada kemungkinan peradaban maju ada di luar sana, dan beberapa mungkin mampu mengamati kebocoran radio buatan manusia yang berasal dari planet Bumi," tambahnya.

Setelah ini, para ilmuwan berniat memperluas penelitian mereka untuk memasukkan kontributor lain ke tanda kebocoran radio Bumi, seperti radar sipil dan militer yang kuat, sistem siaran digital baru, jaringan Wi-Fi, handset seluler individu, dan kumpulan konstelasi satelit sekarang yang diluncurkan ke orbit rendah Bumi, seperti sistem Starlink milik SpaceX.