Google Luncurkan 20 Tema Latar Belakang Baru untuk Chrome, Coba Sekarang!

JAKARTA - Google meluncurkan 20 tema baru untuk latar belakang browser Chrome  penggunanya, sebagai peringatan Asian Pacific American Heritage Month (APAHM), selama bulan Mei ini. 

Dalam membuat tema baru tersebut, raksasa penelusuran itu mengatakan bahwa mereka bekerja sama dengan lima seniman profesional dari Asia-Amerika dan Kepulauan Pasifik, di antaranya adalah Subin Yang, Eve Liu, Shyama Kuver, Ashley Lukashevsky, dan Khôi Bảo Phạm. 

"Kami menugaskan lima seniman Asia-Amerika dan Kepulauan Pasifik untuk merancang 20 tema browser Chrome baru," kata Desainer Interaksi, Chrome, Courtney Kim dalam blog Google

Lebih lanjut, Kim menyebutkan juga bahwa koleksi tema tersebut mencerminkan latar belakang dan pengalaman unik masing-masing seniman, dan merayakan keragaman dalam komunitas Asia.

"Tumbuh sebagai orang Jepang Korea-Amerika, saya sering berjuang untuk merasa memiliki, bahkan di antara orang Asia lainnya, tidak pernah merasa cukup Jepang atau Korea," tambah Kim ketika menceritakan pengalaman pribadinya. 

"Namun, bepergian ke Honolulu, tempat ayah saya dibesarkan, menunjukkan kepada saya perpaduan budaya Asia yang sebenarnya. Perjalanan itu pada akhirnya membantu saya melihat dan menghargai nuansa dalam komunitas Asia yang berbeda, termasuk komunitas saya yang terekam dengan indah dalam koleksi ini," pungkasnya. 

Untuk menerapkan salah satu tema APAHM, Anda hanya perlu pergi ke browser Chrome di komputer Anda, dan kunjungi koleksi Toko Web Chrome, pilih tema dan klik "Tambahkan ke Chrome".

Anda juga dapat membuka tab baru di Chrome dan mengklik tombol "Sesuaikan Chrome" di kanan bawah untuk menjelajahi koleksi.

Salah satu pencipta tema baru Chrome, Ashley Lukashevsky dengan karyanya "Drum Circle" menceritakan tentang semangat  barisan penabuh genderang rakyat Korea. 

“Ilustrasi ini menangkap semangat barisan penabuh genderang rakyat Korea. Para penabuh genderang adalah orang Korea diaspora dari berbagai lapisan masyarakat, bermain bersama untuk berhubungan dengan kekuatan dasar nenek moyang mereka," jelas Lukashevsky.