Kekuatan Bank Syariah Indonesia sebelum Launching 1 Februari: Punya Nasabah 14,9 Juta Orang dan 20 Ribu Karyawan
JAKARTA - Penggabunga tiga bank syariah milik pemerintah menjadi Bank Syariah Indonesia (BSI) diharapkan menjadi momentum besar dalam mengoptimalkan pasar syariah di dalam negeri yang selama ini belum tergarap secara maksimal.
Ketua Project Management Office (PMO) Merger Bank Syariah BUMN Himbara Hery Gunardi mengatakan pemerintah sebagai pemegang saham pengendali menaruh harapan besar atas langkah strategis tersebut.
“Sesuai arahan presiden dalam beberapa kesempatan bahwa kita punya kesempatan untuk membangkitkan raksasa keuangan syariah di Indonesia. Modal kita sebagai negara muslim terbesar di dunia sudah ada, tetapi belum maksimal,” ujarnya dalam webinar yang diselenggarakan Selasa, 19 Januari.
Hery menambahkan, Kementerian BUMN sebagai induk dari ketiga bank pemerintah itu menargetkan beberapa poin penting yang diharapkan bisa segera terealiasi melalui Bank Syariah Indonesia.
“Pak Menteri Erick Thohir ingin bank hasil merger ini masuk jajaran 10 besar bank syariah dunia dari sisi kapitalisasi aset dalam empat atau lima tahun ke depan,” tuturnya.
Hery yang juga ditunjuk sebagai Direktur Utama Bank Syariah Indonesia memaparkan beberapa hal penting terkait dengan kesiapan infrastruktur bank yang akan dirilis resmi pada 1 Februari mendatang.
Dia menyebut BSI akan memiliki total aset Rp240 triliun (data sementera Desember 2020) dengan modal inti sekitar Rp20 triliun. Lalu, jumlah nasabah sebanyak 14,9 juta orang, dan karyawan mencapai 20 ribu pekerja.
Baca juga:
Tidak hanya itu, lembaga jasa keuangan ini akan memanfaatkan 1.200 outlet atau cabang hasil penggabungan tiga bank syariah pemerintah. Adapun, fasilitas anjungan tunai mandiri (ATM) yang disediakan bagi nasabah diklaim sebanyak 1.785 unit.
Seperti yang diberitakan VOI sebelumnya, penggabungan tiga bank plat merah ini melibatkan PT Bank Syariah Mandiri (BSM), PT Bank Rakyat Indonesia Syariah Tbk (BRIS) dan PT Bank Negara Indonesia (BNI Syariah). BRIS sendiri sebagai satu-satunya perusahaan publik ditunjuk sebagai entitas induk. Sedangkan dua lainnya akan melebur dalam susunan inti.
Namun yang unik, BSM diketahui menjadi entitas dengan porsi setoran saham terbesar dengan 51 persen. Hal tersebut dikarenakan BSM merupakan bank syariah terbesar di Indonesia dari sisi kepemilikan aset dengan taksiran mencapai Rp114 triliun per Juni 2020.