Kulit Melepuh dan Mengelupas karena Terbakar Matahari, Begini 7 Caranya Mengatasi

YOGYAKARTA – Sengatan matahari bukan sahabat kulit meskipun kalau sinar mentari mengandung vitamin D yang baik untuk kesehatan tubuh. Makanya pakar kecantikan dan dokter kulit merekomendasikan untuk memakai sunscreen dengan SPF tingkat tertentu. Tetapi terkadang, sudah memakai pelindung kulit tetap saja paparan sinar UV membuat kulit merah, melepuh, dan mengelupas.

Lapisan kulit luar akan mengalami inflamasi kalau terpapar sinar UV. Hal ini ditandai dengan kulit mengelupas, bengkak, dan melepuh. Bahkan kalau tak segera diatas, bisa menyebabkan mutase sel dan berkembang menjadi sel kanker. Untuk itu, berikut caranya mengatasi sunburn dan mencegahnya berkembang menjadi lebih parah.

1. Melindungi kulit dari sengatan matahari

Selain menggunakan skincare sebagai pelindung, pilihlah tempat teduh dan gunakan topi bertepi lebar apabila beraktivitas di luar ruangan. Saran dokter kulit bersertifikat yang berbasis di Massachusetts, Ranella Hirsch, menjauhlah dari sinar matahari selama kulit Anda masih merah, merah muda, dan terkelupas.

Ilustrasi cara mengatasi kulit melepuh dan mengelupas karena terbakar sinar matahari (Freepik/pressfoto)

“Ketika kulit Anda sudah berjuang melawan luka bakar akibat sinar matahari, kulit sangat rentan terhadap kerusakan akibat sinar tersebut. Bisa jadi akan lebih parah kalau tak melindunginya,” kata Hirsch dilansir Byrdie, Kamis, 27 April.

2. Dinginkan kulit

Michelle Henry, dermatologis bersertifikat berbasis di New York City menyarankan, dingin membantu meredakan peradangan, rasa sakit, dan sensasi terbakar matahari yang menyengat dan gatal. Tapi pastikan tidak mengoleskan es batu atau kompres langsung ke kulit. Caranya, bungkus es dengan alat kompres atau handuk dan tempelkan selama 15-20 menit untuk mecegah radang.

Mandi air dingin juga disarankan karena membantu menghilangkan residu klorin dan garam yang mungkin bisa mengiritasi kulit. Saran lainnya untuk mengatasi sunburn, hindari penggunaan sabun yang keras dan jangan menggosok kulit.

3. Mandi susu dan oatmeal

Oatmeal yang digiling halus memiliki sifat anti inflamasi. Ini membuatnya efektif untuk mengendalikan peradangan dan rasa gatal terkait sengatan matahari. Dalam oatmeal mengandung senyawa avenantramida yang menghentikan peradangan. Anda bisa merendam kulit yang melepuh dan mengelupas karena terbakar matahari. Ini akan membantu melembapkan dan mendukung perbaikan kulit. Selain oatmeal, bisa dengan mandi susu yang mengandung asam laktat alami dan bermanfaat menenangkan.

Ilustrasi cara mengatasi kulit melepuh dan mengelupas karena terbakar sinar matahari (Freepik)

4. Rehidrasi dari dalam

Ketika matahari menyengat, tubuh kehilangan banyak cairan. Dalam proses penyembuhannya, kulit membutuhkan hidrasi ekstra untuk mengisi kembali cairan yang hilang saat Anda berada di bawah sinar matahari. Selain tambah cairan dengan minum banyak air mineral, bisa juga mengonsumsi buah dan sayur yang sarat akan air.

5. Memakai pelembap kulit

Setelah mandi penting memakai pelembap yang lembut untuk membantu mengunci hidrasi. Setiap kali mandi, tepuk-tepuk kulit dengan lembut, selagi masih sedikit lembap, segera aplikasikan pelembap. Ini bertujuan mengunci kelembapan dan mengatasi kekeringan yang dapat terjadi saat terpapar sengatan matahari.

6. Mengenakan pakaian yang longgar

Saat Anda mengalami luka bakar, penting membuat kulit terasa nyaman dan minim gesekan. Dengan begitu, Anda perlu memakai pakaian yang longgar, lembut, dan memberi kesempatan kulit bernapas lega.

7. Mengaplikasikan lidah buaya

Kulit terbakar matahari sering diobati dengan gel lidah buaya. Menurut Henry, cara ini membantu mendinginkan kulit dan menyembuhkan luka bakar dengan lebih cepat. Namun, pastikan mencari lidah buaya murni dan hindari skincare yang mengandung alkohol karena akan memperburuk proses penyembuhan.

Itulah ketujuh cara mengatasi kulit melepuh dan mengelupas karena terbakar matahari atau sunburn. Selain cara di atas, hindari mengeropek atau mengangkat kulit bagian luar karena meningkatkan potensi mengalami infeksi.