Vale Indonesia Raup Laba 98,1 Juta Dolar AS, Naik 207 Persen di Kuartal I 2023

JAKARTA - PT Vale Indonesia Tbk (INCO) membukukan laba bersih 98,1 juta dolar AS pada kuartal I 2023 atau meningkat 207 persen dibandingkan dengan laba bersih periode yang sama di tahun 2022.

"Peningkatan laba bersih ini ditopang oleh harga nikel yang berada pada level yang menguntungkan," ujar Febriany Eddy, CEO dan Presiden Direktur Vale, Kamis 27 April.

Ia melanjutkan, produksi nikel matte Vale pada triwulan I adalah 21 persen lebih tinggi dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu seiring dengan telah diselesaikannya pembangunan kembali Furnace 4 tahun lalu.

"Kami juga diuntungkan dengan turunnya harga komoditas energi, namun hal itu tidak menyurutkan tekad kami untuk terus melakukan perbaikan di segala aspek bisnis,” lanjut Febriany.

Lebih jauh ia menjelaskan jika harga realisasi rata-rata Grup pada triwulan I naik sebesar 18 dibandingkan dengan harga triwulan terakhir, yang mendorong Pendapatan 19 persen lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan terakhir.

Kemudian Beban Pokok Pendapatan (BPP) grup turun 9 persen dari 251,2 juta dolar AS pada triwulan IV tahun 2022 menjadi 228,2 juta dolar AS pada triwulan I 2023.

"Selain kontribusi positif dari harga komoditas yang lebih rendah, penurunan biaya juga didorong oleh disiplin yang kuat dalam hal pengelolaan biaya dan upaya berkelanjutan dalam meningkatkan produktivitas pada proses bisnis kami," bebernya.

Sejak September 2022, sebagai langkah antisipasi terhadap kenaikan harga batubara yang signifikan di tahun 2022, Perseroan tetap menggunakan High Sulphur Fuel Oil (HSFO) sebagai sumber energi utama untuk burner pada kuartal I 2023.

Sementara itu Vale juga membukukan EBITDA sebesar 173,58 juta dolar AS dan mengeluarkan sekitar 58,2 juta dolar AS untuk belanja modal pada kuartal I 2023.

Menyusul peletakan batu pertama untuk Proyek Morowali pada Februari 2023, perseroan dan mitra terus melaksanakan pekerjaan di lapangan, baik di lokasi tambang maupun di pabrik pengolahan.

“Kami memperkirakan akan mengeluarkan sebesar 132,2 juta dolar AS untuk belanja modal keberlanjutan dan 585 juta dolar AS untuk proyek pertumbuhan, baik tambang maupun penyertaan modal di sepanjang tahun 2023,” ucap Febriany.

Kas dan setara kas perseroan pada 31 Maret 2023 adalah 717,3 juta dolar AS atau naik 13 persen dibandingkan pada 31 Desember 2022 yang sebesar 634 juta dolar AS.