Susul AS, Inggris Evakuasi Para Diplomat dan Keluarga dari Lokasi Perang di Khartoum Sudan
JAKARTA - Perdana Menteri Rishi Sunak memastikan diplomat Inggris dan keluarga mereka telah dievakuasi dari Sudan dalam sebuah operasi.
Menteri Pertahanan Ben Wallace, dilansir dari BBC, Minggu, 23 April mengatakan, para pengungsi dibawa ke sebuah lapangan terbang di luar Khartoum untuk terbang ke luar negeri dalam semalam.
Perang meletus sejak minggu lalu dan mempertemukan dua kekuatan di Sudan. Perebutan kekuasaan antara tentara reguler Sudan dan pasukan paramiliter yang disebut Pasukan Pendukung Cepat (RSF).
Menteri Luar Negeri James Cleverly menambahkan, pihaknya bekerja sepanjang waktu mencari dukungan internasional dan mengakhiri pertumpahan darah di Sudan.
Soal evakuasi diplomat di Sudan, Cleverly bilang pihaknya menerima ancaman. Cleverly mengakui kemampuan pemerintah mengevakuasi warga negara Inggris lain sangat terbatas sampai pertempuran antara pihak-pihak yang bertikai berhenti.
Langkah Inggris itu menyusul evakuasi diplomat AS pada Minggu dini hari. Menteri pertahanan Inggris berterima kasih kepada Prancis dan AS atas bantuan mereka. Beberapa negara lain termasuk Prancis, Belanda, dan Italia juga mulai mengevakuasi warganya.
Baca juga:
- Gencatan Senjata Gagal di Sudan, Pertempuran Berlanjut
- Presiden Joe Biden Sebut Kedubes AS Sudah Dievakuasi saat Pertempuran di Sudan Usai Jeda Singkat Lebaran
- Konflik Militer di Sudan, Sebanyak 413 Orang Tewas dan 600 Ribu Anak Alami Gizi Buruk
- Liburan di Gua Batu Cermin Labuan Bajo NTT, Jokowi dan Keluarga Borong Produk UMKM Lokal
Berbicara kepada BBC, Ben Wallace menambahkan, evakuasi staf diplomatik Inggris rumit karena kedutaan itu terletak di antara markas dua faksi yang bertikai di ibu kota, Khartoum. Dia menambahkan bahwa anak-anak kecil termasuk di antara mereka yang dievakuasi.