Cristiano Ronaldo Terancam Dideportasi Usai Beri Reaksi Pegang Alat Kelamin
JAKARTA – Cristiano Ronaldo disebut menghadapi ancaman deportasi dari Arab Saudi setelah memberikan respon tidak senonoh kepada pendukung Al Nassr dengan memegang kemaluan.
Respon tersebut diberikan Ronaldo menanggapi aksi pendukung timnya Al Nassr meneriaki nama Lionel Messi saat mereka kalah 0-2 dari Al Hilal pada Rabu, 19 April kemarin.
Potongan rekaman aksi pemain internasional Portugal itu sudah beredar di media sosial dan menjadi pusat kontroversi. Di rekaman itu, Ronaldo terlihat memegangi kemaluannya saat meninggalkan lapangan.
Tindakan memegang selangkangan tersebut diduga dibuat CR7 sebagai respons terhadap para penggemar yang meneriakkan nama rivalnya Lionel Messi saat ia berjalan menuju ruang ganti tim.
Di klip tersebut terdengar juga dengan jelas para pendukung berulang kali meneriaki "Messi! Messi! Messi!" sebagai upaya untuk mengejek pemain berusia 37 tahun itu.
Ronaldo yang terlihat sangat marah saat berjalan menuju terowongan kemudian meletakkan tangannya di area vitalnya dan menggerakkannya sambil melihat ke arah tribun dengan ekspresi tidak senang.
Tindakan dari mantan pemain Manchester United ini kemudian ditanggapi serius oleh Nouf bin Ahmed. Sosok ini adalah seorang pengacara, guru dan penasihat, yang juga bekerja dengan Komisi PBB untuk Hukum Perdagangan Internasional.
Melalui akun Twitter, Nouf mengumumkan bahwa mengajukan petisi kepada Kementerian Umum Arab Saudi untuk menangkap dan mendeportasi Cristiano Ronaldo karena tindakan tersebut.
Baca juga:
"Saya tidak mengikuti olahraga. Bahkan jika para penonton memprovokasi Ronaldo, dia tidak tahu bagaimana harus bereaksi. Perilaku Cristiano adalah sebuah kejahatan," tulis Nouf dilansir AS.
"Sebuah tindakan tidak senonoh di depan umum, yang merupakan salah satu kejahatan yang memungkinkan untuk ditangkap dan dideportasi jika dilakukan oleh orang asing. Kami akan mengajukan petisi kepada Kementerian Publik terkait masalah ini," demikian ia menambahkan.
Ronaldo bergabung dengan Al Nassr pada awal tahun ini setelah meninggalkan Manchester United. Kesepakatan itu membuat ia menjadi atlet dengan bayaran tertinggi saat ini.