Berharap Balik Modal pada Lebaran 2023 Usai Pandemi COVID-19, Bisakah?
JAKARTA – Pergerakan kendaraan yang meninggalkan Jabodetabek, menurut laporan Jasa Marga telah meningkat sejak 15 April lalu. Terlihat dari arus kendaraan yang melintasi empat gerbang tol, Cikupa arah Merak, Ciawi arah Puncak, Cikampek Utama arah Trans Jawa, dan gerbang tol Kalihurip Utama arah Bandung.
Peningkatan dipastikan akan terus terjadi hingga puncaknya pada 20-21 April 2023. Badan Kebijakan Transportasi Kementerian Perhubungan memprediksi sebanyak 33,8 juta orang atau sekitar 54,31 persen masyarakat Jabodetabek akan memanfaatkan momen libur Lebaran 2023.
Secara keseluruhan, potensi pergerakan nasional pada momen libur Lebaran 2023 mengalami peningkatan 14,6 persen dibanding tahun lalu. Sebanyak 123,8 juta orang atau 45,8 persen dari jumlah penduduk Indonesia akan berpergian, baik untuk mudik atau berwisata.
Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira menganggap itu hal yang baik. Peningkatan mobilitas masyarakat tentu akan mendongkrak perekonomian. Sektor usaha di bidang jasa transportasi, ritel, food and beverage, penyediaan rest area, dan perhotelaan akan tumbuh pesat pada momen ini.
Begitupun untuk konsumsi rumah tangga. Bhima memprediksi bisa tumbuh hingga 5,5 persen pada kuartal kedua 20223.
“Porsi konsumsi rumah tangga pun relatif tinggi dikisaran 55-57 persen dari PDB. Kalau dibedah, saat Lebaran baik 20 persen kelompok atas hingga 40 persen alami lonjakan preferensi belanja. Jadi selama Lebaran, sumbangan konsumsi rumah tangga akan mendongkrak ekonomi sepanjang tahun,” tutur Bhima kepada VOI pada 18 April 2023.
Dia pun memprediksi perputaran uang di daerah bisa mencapai Rp50-67 triliun pada momen Lebaran 2023. Terlihat dari pertumbuhan kredit perbankan yang cukup positif dan membaiknya keuangan perusahaan untuk membayarkan THR karyawannya dengan tidak dicicil.
“Uang THR inilah yang akan dihabiskan para pemudik di kota asal mudiknya. Semakin lancar arus mudik, semakin panjang libur Lebaran, jumlah uang yang digelontorkan ke daerah juga akan semakin banyak. Banyak UKM di daerah juga tidak sabar menanti efek Lebaran, mereka rekrut tenaga kerja lebih banyak dan tentu berharap omzet bisa sama dengan Lebaran saat pra-pandemi,” terang Bhima.
Daerah dengan perputaran uang tinggi selama Lebaran kemungkinan terjadi di Pulau Jawa, Sumatera Utara, Sumatera Barat, hingga Sulawesi Tenggara. Begitupun Yogyakarta dan Bali.
“Semua berharap momen Lebaran tahun ini menjadi titik balik dari tekanan pandemi dalam 3 tahun terakhir,” ujar Bhima.
Optimisme Kemenparekraf
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno pun meperkirakan perputaran ekonomi pada momen libur Lebaran 2023 bisa mencapai Rp240,1 triliun. Ketika pergerakan orang pada momen libur Lebaran tahun lalu saja yang mencapai 85,5 juta orang, perputaran ekonomi bisa mencapai angka estimasi Rp150 triliun.
“Artinya sekarang dengan 123,8 juta orang, proyeksinya juga meningkat menjadi Rp240,1 triliun,” kata Sandiaga dalam Weekly Brief with Sandi Uno pada 17 April lalu.
Terlebih, saat ini jumlah hari libur telah diperpanjang selama 7 hari, juga ada relaksasi kebijakan pembatasan perjalanan. Dari hasil sementara survei yang dilakukan Kemenparekraf, 92 persen responden menyatakan akan berwisata selama periode libur Lebaran 2023.
Adapun untuk preferensi daya tarik wisata, responden yang memilih pantai/danau/laut sebesar 64,5 persen, pusat kuliner 54 persen, pegunungan/agrowisata 51,3 persen, taman rekreasi 36,5 persen, dan desa wisata 29,6 persen.
"Ini adalah peluang buat rekan-rekan semua dalam upaya memperkuat kebangkitan ekonomi dan terbukanya lapangan kerja," kata Sandiaga.
Tentu patut disyukuri. Namun, kata Sandiaga, “Kita juga harus mengantisipasi agar pengelola destinasi wisata dan sentra ekonomi kreatif tetap menerapkan seluruh protokol CHSE, protokol keamanan, keselamatan, kesehatan dan keberlanjutan lingkungan.”
Permintaan Penerbangan Tambahan
Tidak hanya di jalur darat, antusiasme pergerakan masyarakat pada momen libur Lebaran 2023 juga sudah terlihat di jalur penerbangan. Direktur Utama PT Angkasa Pura I (Persero) Faik Fami mengklaim sudah menerima 1.287 permintaan penerbangan tambahan untuk masa mudik Lebaran. Diikuti juga dengan kenaikan kapasitas tempat duduk yang mencapai 231.660 kursi.
Permintaan tambahan tersebut terbanyak dari Bandara Ngurah Rai di Bali, Bandara Juanda Surabaya di Sidoarjo, dan Bandara Sultan Hasanuddin di Makassar. Perkiraannya permintaan tersebut juga terus meningkat hingga H-2 Lebaran.
“Demand penumpang meningkat, tapi jumlah pesawat terbatas,” ucapnya seperti dilansir dari Majalah Tempo.
Angkasa Pura I yang mengelola 15 bandara, akan melayani 3,9 juta penumpang tahun ini, baik 34 persen dibanding periode libur Lebaran tahun sebelumnya.
Kondisi serupa juga dialami oleh PT Angkasa Pura II (Persero) yang sudah mengantongi 1.016 permintaan tambahan penerbangan. Lonjakan permintaan terjadi di Bandara Soekarno-Hatta Jakarta, Bandara Husein Sastranegara Bandung, Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru, dan Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang.
“Kami memperkirakan kondisi tersebut hampir mendekati masa sebelum pandemi COVID-19,” kata Direktur Utama Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin dalam paparannya di hadapan anggota DPR pada 10 April lalu.
Direktur Segara Institut, Pieter Abdullah Redjalam meyakini momen libur Lebaran akan memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diproyeksikan sebesar 4,75-5,25 persen.
“Dalam periode Lebaran, konsumsi tentu meningkat signifikan. Ini lah yang juga menjadi penopang pertumbuhan ekonomi Indonesia secara keseluruhan,” imbuhnya.