Warga Taiwan Mulai Intens Dikasih Pelatihan Jika Ketegangan dengan China Makin Memuncak
JAKARTA - Warga Taiwan mulai intens dikasih pelatihan kiat-kiat pertahanan sipil jika kemungkinan terburuk China menginvasi Taiwan bakal terjadi.
Bukan soal angkat senjata. Pelatihan ini lebih soal bagaimana bereaksi terhadap perang hibrida China, seperti dilansir dari Channel News Asia, Rabu 19 April.
Kelas-kelas tersebut adalah bagian dari urgensi Taiwan yang semakin meningkat untuk bersiap menghadapi skenario terburuk setelah melihat perang Ukraina dari jauh dan menjalani dua putaran latihan China dalam setahun terakhir, termasuk latihan yang berakhir minggu lalu.
"Ketika ada kemungkinan perang, saya pikir kita harus bersiap-siap," kata Dokter Lin Yuh-ting, 45 tahun, yang mengikuti kelas Akademi Kuma di Taipei.
“Berada di garis depan bukanlah satu-satunya cara untuk membantu,” katanya.
Bagi dia, anak-anaknya yang berusia delapan dan 12 tahun harus tahu apa yang harus dilakukan dalam krisis.
Di sana, dilatih tentang persiapan evakuasi, seperti menemukan tempat perlindungan serangan udara terdekat dan apa yang harus dikemas dalam tas darurat.
Tetapi mereka juga fokus pada disinformasi seputar seperti apa invasi Beijing itu, melawan klaim 1.000 rudal menghujani pulau itu atau 50.000 kapal mendarat di pantainya.
Baca juga:
- Taiwan Borong 400 Rudal Harpoon Berbasis Darat dari Amerika Serikat untuk Antisipasi Invasi China
- Kapal Perang AS USS Milius Kembali Berlayar Melalui Selat Taiwan, Beberapa Hari Setelah China Rampungkan Latihan Militer
- Beijing Klarifikasi Zona Larangan Terbang di Utara Taiwan
- Korut Sukses Uji Coba Rudal Propelan Padat, Jepang, AS, dan Korsel Serius Bahas Rudal Terbaru Ini
Pelatihan ini sedang memperkuat psikis untuk melawan narasi China yang mencoba menabur ketidakpercayaan pada sistem demokrasi Taiwan dan kemampuan pertahanannya.
Kelas sepanjang hari, yang menelan biaya NT $ 1.000 (US $ 33), diakhiri dengan pelatihan medis darurat, seperti cara memasang torniket dan menutup luka dengan perban.
Kuma telah melatih 10.000 orang sejak Januari 2022, dengan kelas terjual habis dalam beberapa menit setelah dibebaskan karena penduduk Taiwan menuntut lebih banyak pengetahuan tentang cara menjaga diri mereka tetap aman.