Pemimpin Senior ISIS di Suriah Diyakini Tewas dalam Serangan Amerika Serikat
JAKARTA - Pasukan Amerika Serikat meyakini mereka telah membunuh seorang "pemimpin senior ISIS Suriah" setelah melakukan serangan yang ditargetkan pada Hari Senin, kata US CENTCOM.
Washington tidak dapat mengonfirmasi penyerangan pada Senin pagi, tetapi mengklaim operasinya mengakibatkan "kemungkinan kematian" dari seorang anggota ISIS yang tidak disebutkan namanya dan dua orang bersenjata lainnya.
Serangan helikopter dini hari di utara negara itu menargetkan anggota senior ISIS yang “bertanggung jawab atas perencanaan serangan teror di Timur Tengah dan Eropa,” sebut CENTCOM.
"Perencanaan ekstensif dilakukan dalam operasi ini untuk memastikan pelaksanaannya berhasil," jelas CENTCOM melansir The National News 17 April.
US CENTCOM tidak segera menanggapi permintaan The National News untuk perincian atau informasi lebih lanjut mengenai identitas mereka yang tewas.
AS diketahui memiliki sekitar 900 tentara di Suriah dalam misi yang berfokus untuk melawan milisi yang didukung Iran dan mencegah kebangkitan ISIS, dalam kemitraan dengan Pasukan Demokratik Suriah (SDF) pimpinan Kurdi.
Washington sendiri diketahui telah melakukan serangkaian serangan balasan terhadap ISIS dalam beberapa pekan terakhir. Ini terjadi di tengah meningkatnya ketegangan dengan Teheran, setelah serangan pesawat tak berawak menewaskan seorang kontraktor Amerika Serikat di pangkalan AS di Provinsi Hasakah bulan lalu.
Baca juga:
- Putra Shah Terakhir Iran Berkunjung untuk Ikuti Peringatan Holocaust, Menteri Intelijen Israel: Nilai Perdamaian dan Toleransi
- Rusia Klaim Tentara Bayaran Grup Wagner Rebut Dua Blok Baru di Bakhmut
- Tingkatkan Kemampuan Pencegahan Ancaman Korut, Korea Selatan dan Amerika Serikat Gelar Latihan Udara Gabungan Skala Besar
- Kerahkan Tiga Kapal Perusak, Korsel-Jepang-AS Gelar Latihan Pertahanan Rudal di Perairan Internasional
Dalam beberapa minggu terakhir, CENTCOM membunuh pemimpin senior ISIS Khalid Aydd Ahmad Al Jabouri di barat laut Suriah dan menangkap seorang "fasilitator serangan" untuk kelompok teroris tersebut.
Kepala CENTCOM Jenderal Michael Kurilla mengatakan kepada House Armed Services Committee bulan lalu, ISIS akan kembali berkuasa dalam "satu hingga dua tahun" jika AS menarik pasukannya di Suriah.