FTX Ajukan Rencana Pembukaan Kembali Bursa Kripto, Harga Token FTT Langsung Terbang!

JAKARTA - Tim hukum yang mewakili pihak berhutang dari bursa kripto FTX yang bangkrut, Sullivan & Cromwell, mengusulkan agar bursa tersebut dapat mempertimbangkan untuk membuka kembali operasionalnya pada pertengahan 2023. Usulan ini diyakini akan berdampak positif pada harga token FTT milik FTX. Pengumuman ini dilakukan dalam sidang pengadilan pada Rabu, 12 April.

Tim hukum juga menyebutkan bahwa sejak FTX mengumumkan kebangkrutannya, perusahaan kripto tersebut telah memulihkan aset cair senilai hampir 7,3 miliar dolar AS (Rp107 triliun). Selain itu, laporan yang diajukan oleh pihak berhutang pada bulan Maret mencatat bahwa empat entitas dalam grup FTX memiliki aset terjadwal senilai total 4,8 miliar dolar AS (Rp70 triliun).

Berdasarkan informasi dari tim hukum, FTX kemungkinan akan mempertimbangkan opsi untuk memulai kembali operasional bursa kripto tersebut pada kuartal kedua tahun 2024. Pada  Januari tahun ini, CEO baru FTX, John Ray, telah menyatakan bahwa ia sedang bekerja untuk menghidupkan kembali bursa tersebut.

Dalam diskusi terbaru, tim hukum FTX juga membahas opsi untuk mengizinkan para kreditur FTX untuk mengkonversi sebagian dari kepemilikan mereka menjadi saham dalam bursa yang dibuka kembali.

Kabar pembukaan kembali ini telah menggerakkan harga token FTT milik FTX. Ketika pengacara mengumumkan rencana reboot potensial tersebut, harga token FTT melonjak dari 1,32 dolar AS (Rp19.400-an) menjadi 2,80 dolar AS (Rp41.200-an), naik lebih dari 112 persen dalam waktu singkat.

(Dok. Coingecko)

Saat berita ini ditulis harga FTT diperdagangkan di level Rp34.163 per token. Meskipun demikian, token FTT masih diperdagangkan dengan diskon 90 persen dari harga sebelum kebangkrutan.

Pada sidang pengadilan kemarin, Andy Dietderich, pengacara utama FTX, menyatakan bahwa memulai kembali operasional bursa tersebut adalah salah satu dari banyak opsi yang sedang dipertimbangkan oleh FTX. "Terdapat banyak pendapat tentang hal ini, saya rasa sebanyak jumlah para profesional yang terlibat dalam kasus ini," ujar Dietderich dilansir CoinSpeaker.

Dietderich menambahkan bahwa memulai kembali operasional bursa juga akan memerlukan dana yang cukup besar. Selain itu, terdapat perdebatan internal mengenai apakah dana tersebut harus berasal dari modal FTX atau dari modal pihak ketiga.