2 Kasus COVID-19 Arcturus Terdeteksi di Indonesia, Pasien Alami Gejala Ringan
JAKARTA - Kementerian Kesehatan mendeteksi dua kasus subvarian Omicron XBB.1.16 atau Arcturus di Indonesia berdasarkan hasil penelusuran genome squencing pada akhir Maret 2023.
"Sampai saat ini sudah dua kasus (Arcturus, red.) yang ditemukan," kata Juru Bicara Kemenkes Mohammad Syahril dikutip ANTARA, Kamis, 13 April.
Akan tetapi, Syahril tidak menjelaskan lebih jauh terkait dengan domisili maupun riwayat yang dialami pasien.
Dihubungi secara terpisah, Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengatakan dua kasus Arcturus ditemukan di Indonesia melalui genome sequencing pada pekan keempat Maret 2023.
"Pasien seluruhnya mengalami gejala ringan," katanya.
Baca juga:
- Presiden Jokowi Terbitkan Keppres Cuti Bersama Idulfitri 2023
- Wanita Teriak Histeris Jadi Korban Investasi Bodong, Kabareskrim Perintahkan Ambil Alih Penanganan Kasusnya
- Bea Cukai Bantah Kabar Pemerasan Turis Taiwan Gara-gara Foto di Bandara Ngurah Rai Bali
- Jokowi Sangat Heran RUU Perampasan Aset Lamban Dibahas DPR: Masa Nggak Rampung-rampung?
Secara terpisah, Dokter Spesialis Penyakit Dalam Subspesialisasi Hematologi Onkologi Medik Prof Zubairi Djoerban mengatakan Arcturus teridentifikasi di India pada Januari 2023 dan menjadi pemicu lonjakan kasus di wilayah setempat.
"Saat ini kasusnya ditemukan di Indonesia. Arcturus bisa 'lolos' dari antibodi vaksinasi dan infeksi alamiah," katanya.
Dia mengatakan hingga saat ini kasus Arcturus telah terdeteksi di 20-an negara, termasuk Indonesia.
"Gejalanya lebih ringan dan masyarakat tak perlu panik," ujarnya.