Mudik Lebaran 2023, Stok Vaksin Pfizer di Jakarta Mulai Menipis
Ilustrasi vaksin COVID 19 (ANTARA)

Bagikan:

JAKARTA - Dinas Kesehatan DKI Jakarta mencatat stok vaksin COVID-19 jenis Pfizer di Jakarta mulai menipis jelang musim mudik Lebaran. Pada pertengahan Januari lalu, stok Pfizer masih mencapai 135 ribu dosis. Kini, jumlahnya hanya sekitar 5 ribu.

"Stok vaksin Pfizer di Jakarta sisa 5.172 dosis saja. Bagi yang ingin vaksin, bisa langsung vaksinasi pada Senin besok," kata Kepala Seksi Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinkes DKI Jakarta Ngabila Salama dalam pesan singkat, Minggu, 15 April.

Ngabila menuturkan, masyarakat yang membutuhkan vaksinasi, khususnya dosis ketiga (booster) dan keempat (booster kedua) dengan jenis Pfizer bisa mendatangi 13 sentra vaksinasi yang masih memiliki stok masing-masing di atas 100 dosis.

Lokasi-lokasi tersebut yakni Puskesmas Cipayung, Puskesmas Pesanggrahan, Puskesmas Kebon Jeruk, Puskesmas Jatinegara, Puskesmas Pasar Rebo, Puskesmas Taman Sari, Puskesmas Grogol Petamburan, Puskesmas Pasar Minggu, Puskesmas Tambora, Puskesmas Kemayoran, Puskesmas Pancoran, Kodiklat AU, dan Taman Lapangan Banteng.

Sementara, lanjut Ngabila, masih ada dua jenis vaksin COVID-19 yang memiliki stok cukup banyak, yakni IndoVac produksi PT Bio Farma, Inavac yang dikembangkan peneliti Unair dan PT Biotis, serta Zifivax yang diproduksi Anhui Zhifei Longcom Biopharmaceutical.

"Vaksin Zifivax, IndoVac, dan Inavac masih tersedia cukup pada seluruh puskesmas kecamatan di Jakarta. Tapi, jumlah yang bisa memakai ini sedikit sesuai aturan regimen terakhir Kemenkes," tutur Ngabila.

Lebih lanjut, Ngabila mengimbau masyarakat segera melakukan vaksinasi, mengingat telah terdeteksi dua kasus subvarian Arcturus di Indonesia, yakni pasien yang berdomisili di Jakarta Selatan dan Jakarta Utara.

Gejala yang dialami dua pasien tersebut berbeda dibandingkan gejala Arcturus pada umumnya yang berupa mata merah dan peningkatan kotoran mata. Lalu, pasien kedua yang terkena varian XBB.1.16 atau Arcturus mengalami radang paru atau pneumonia.

“Pasien kedua COVID-19 dengan varian Arcturus di Jakarta mengalami batuk kencang yang disertai dengan radang paru atau pneumonia,” ujar Ngabila.

Dengan adanya temuan tersebut, Ngabila mengimbau kepada seluruh masyarakat yang mengalami gejala COVID-19 seperti batuk, pilek, sakit tenggorokan, hidung tersumbat dan sulit mencium bau, demam, mual dan muntah untuk segera memeriksakan diri ke puskesmas kecamatan terdekat.

Ngabila menjelaskan, dari temuan varian Arcturus seiring dengan peningkatan kasus COVID-19 saat ini, mayoritasnya ditemukan dari tes COVID-19 di puskesmas dengan utamanya pada level penularan di keluarga atau komunitas.

Sementara, persentase kasus positif dari pemeriksaan spesimen atau positivity rate dalam seminggu terakhir turut meningkat. Namun, belum ada peningkatan secara signifikan jumlah perawatan pasien corona di rumah sakit.

“Waspada varian baru COVID-19. Jangan panik tetapi sebaiknya tetap disiplin protokol kesehatan dengan memakai masker untuk mencegah sakit dengan gejala yang berat hingga kematian,” ucap Ngabila.