Pascamerger, Pelindo Berhasil Hemat Rp1,3 Triliun
JAKARTA - PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo berhasil mencatatkan efisiensi dan optimalisasi kerja perusahaan pasca merger atau penggabungan usaha. Bahkan, tercatat mampu berhemat sebesar Rp1,3 triliun.
Direktur Utama Pelindo Arif Suhartono mengatakan capaian ini sebagian besar berasal dari konsolidasi dan optimalisasi kapasitas finansial perusahaan meliputi optimalisasi pembiayaan, dan relokasi aset.
Termasuk implementasi pengadaan bersama yang mewujudkan kapasitas finansial yang lebih kuat sekaligus optimalisasi aset yang terintegrasi.
“Capaian ini merupakan cerminan manfat dari penggabungan Pelindo yang hanya dapat diperoleh melalui sinergi antar entitas Pelindo Group. Sehingga pengelolaan segenap sumber daya perusahaan dapat dilakukan secara lebih efisien serta memberikan kontribusi pendapatan bagi negara yang maksimal” ujar dia dalam Media Gathering, di Jakarta, Rabu, 12 April.
Dengan pengelolaan yang tersentralisasi, kata Arif, Pelindo kini memiliki kendali strategis yang lebih baik, sehingga memudahkan dalam melakukan transformasi layanan operasi end-to-end. Seperti menciptakan standarisasi sistem layanan operasional pelabuhan yang sebelumnya berbeda-beda antar pelabuhan.
Lebih lanjut, Arif mengatakan beberapa sistem yang distandarisasi adalah TOS Nusantara untuk layanan peti kemas, NPK TOS untuk layanan non peti kemas dan Phinisi untuk layanan kapal.
Baca juga:
“Transformasi tersebut telah mendatangkan benefit untuk berbagai pihak. Bagi Pelindo sendiri misalnya, terjadi peningkatan efisiensi biaya operasional, potensi penambahan trafik, peningkatan kompetensi dan knowledge,” katanya.
Bagi pelanggan, kata Arif, dengan adanya pengurangan port stay dan cargo stay dapat membantu pada penghematan biaya sewa dan operasional kapal bagi perusahaan shipping line.
“Yang pada akhirnya diharapkan dapat berkontribusi terhadap penurunan biaya logistik dan mendukung konektivitas maritim,” ujarnya.