Suasana Hangat saat Ganjar Pranowo Hadir di Panti Wreda Pengayoman

SEMARANG - Suasana hangat dan penuh tawa tersaji saat Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo bertemu dan berdialog dengan para lansia penghuni Panti Wreda Pengayoman di Wonodri, Kecamatan Semarang Selatan, Kota Semarang, Jumat 31 Maret. Ganjar tiba di Panti Wreda Pengayoman sembari gowes ngabuburit sekitar pukul 16.30 WIB.

Oma-opa yang berada di tempat itu tampak sangat senang, dan menceritakan banyak hal dengan orang nomor satu di Jawa Tengah itu. Setibanya di lokasi, Ganjar langsung menemui Oma Sulistiawati yang tampak sedang asyik merajut syal.

Ganjar tampak kagum melihat tangan terampil Sulistiawati. Wanita paruh baya ini mengaku sudah mulai merajut sejak ia masih muda, sehingga dia bisa merajut tanpa melihat melihat benang dan jarum rajut di tangan. "Ya bisa. Kan sudah sejak muda merajut. Ini buat syal, biasanya buat keset juga," ujar Sulistiawati menjawab pertanyaan Ganjar tentang kemahirannya merajut.

Bercengkrama

Selanjutnya, Ganjar Pranowo berpindah untuk menemui lansia lainnya. Di antaranya Adrian dan Ang Sucipto. Ang Sucipto saat itu sedang asyik mendengarkan musik di radio. Kepada Ganjar, Sucipto mengaku suka mendengarkan lagu pop dan keroncong.

Berbeda dengan Sucipto, Adrian yang berada di sebelahnya langsung tahu bahwa orang yang ditemuinya adalah Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Tengah. Adrian bercerita bagaimana senangnya ia tinggal di Panti Wreda Pengayoman.

Ganjar Pranowo mendengarkan cerita peghuni panti werda Pengayoman. (IST)

Selain banyak temannya, ia juga dapat berbagi kebahagian dengan yang lain. "Always smile. Keep smile, always young," ujar Adrian kepada Ganjar.

Selesai bercengkrama dengan kedua kakek itu, Ganjar lanjut berinteraksi dengan penghuni panti lainnya. Hingga pada akhirnya ia bertemu dengan dua nenek yang ternyata pensiunan guru. Satu pensiunan guru Geografi asal Purwodadi, Grobogan, bernama Supriati, dan satunya lagi mantan Kepala Sekolah di SMP di Malang, Jawa Timur, bernama Weni. Keduanya tampak sangat antusias saat berdialog dengan Ganjar.

"Saya punya anak empat. Semua sibuk bekerja. Anak terakhir suka telepon kalau hari Sabtu. Tadi anak pertama baru saja jenguk ke sini meskipun cuma sebentar," ujar Supriati.

Gubernur Ganjar Pranowo mengatakan, kunjungannya ke Panti Wreda Pengayoman itu merupakan yang kedua kalinya. Dalam pertemuan kali ini, dia merasakan kehangatan dan suasana kerinduan. Dari obrolan itu, Ganjar belajar bahwa tidak hanya sekadar berkunjung dan membantu tetapi bisa ikut merasakan perasaan orangtua itu juga penting.

Semua warga panti bergembira kedatangan Ganjar Pranowo. (IST)

"Sisi lain mereka kerasan tinggal di sini tapi menjadi terharu saja melihat punya adik, punya anak, dan dia rindu sekali sama anak. Pembelajarannya tidak hanya sekadar berkunjung, membantu, bukan itu tetapi kita bisa mengerti perasaan orangtua kita dan orangtua kita yang hari ini dirawat. Ini beliau-beliau yang merawat, jago-jago gitu. Sehingga kita bisa mendengarkan suasana batin, kerinduan pada keluarga, anak, agar kita belajar betapa pentingnya kita menghormati, merawat, dan menjaga orangtua," katanya.

Sementara itu, Manis selaku Pimpinan Panti Wreda Pengayoman mengatakan kunjungan dari Ganjar Pranowo sangat penting bagi oma-opa di panti. Sebab lansia juga membutuhkan orang selain keluarga atau saudara mereka. Apalagi orang tersebut mau mendengarkan ketika mereka bercerita.

"Kehadiran Pak Ganjar di tempat ini pun banyak dirindukan, karena orang nomor satu di Jawa Tengah. Saya senang sekali, karena buat mereka itu yang istimewa ya. Kedatangan orang nomor satu di Jawa Tengah dan bisa bicara langsung. Menurut saya, Pak Ganjar itu merakyat sekali. Jadi ketika oma-opa ditanya itu siapa, mereka bisa langsung menjawab itu Pak Ganjar," ujarnya.

Manis menambahkan, saat ini di Panti Wreda Pengayoman dihuni oleh 49 lansia. Usia lansia yang dirawat di tempat itu sekitar 60 tahun ke atas. Di panti, para lansia itu mendapatkan pelayanan yang baik. Pada pagi hari, mereka diajak olahraga, kemudian beribadah, hingga aktivitas lain seperti menonton televisi, berita, baca koran, dan lainnya.

"Mereka di tempat ini oma-opa sering nonton televisi, nonton berita, terus membaca koran, koran satu itu bisa muter. Paling lama di sini, ada yang sampai 18 tahun dan yang paling tua itu 98 tahun," kata Ganjar Pranowo.