WHO Revisi Rekomendasi Vaksin COVID-19, Orang yang Lebih Tua dan Berisiko Tinggi Harus Dapat Dosis Booster
JAKARTA - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melakukan penyesuaian rekomendasi vaksinasi COVID-19 untuk fase baru pandemi, dengan kelompok yang lebih tua dan berisiko tinggi harus mendapatkan dosis penguat (booster) antara 6 hingga 12 bulan setelah vaksin terakhir mereka.
Sebaliknya, bagi anak-anak dan kelompok muda yang sehat, tidak lagi memerlukan pemberian vaksin dosis booster.
Badan PBB tersebut mengatakan, tujuannya revisi ini adalah untuk memfokuskan upaya vaksinasi untuk mereka yang menghadapi ancaman terbesar dari penyakit parah dan kematian akibat COVID-19, melansir Reuters 29 Maret.
Selain itu, hal tersebut juga mengingat tingginya tingkat kekebalan populasi di seluruh dunia, karena infeksi dan vaksinasi yang meluas.
WHO sendiri mendefinisikan populasi berisiko tinggi sebagai orang dewasa yang lebih tua, serta orang yang lebih muda dengan faktor risiko signifikan lainnya.
Untuk kelompok ini, badan tersebut merekomendasikan suntikan vaksin tambahan 6 atau 12 bulan setelah dosis terakhir, berdasarkan faktor-faktor seperti usia dan kondisi yang mengganggu kekebalan tubuh.
Sementara itu, WHO mengatakan anak-anak dan remaja yang sehat adalah "prioritas rendah" untuk vaksinasi COVID-19, mendesak negara-negara untuk mempertimbangkan faktor-faktor seperti beban penyakit sebelum merekomendasikan vaksinasi untuk kelompok ini.
WHO mengatakan vaksin dan vaksin dosis penguat COVID-19 aman untuk semua usia. Tetapi, rekomendasi tersebut mempertimbangkan faktor-faktor lain seperti efektivitas biaya.
"Peta jalan yang telah direvisi ini menekankan kembali pentingnya memvaksinasi mereka yang masih berisiko tinggi terkena penyakit parah," kata Hanna Nohynek, ketua Kelompok Pakar Strategis Imunisasi WHO, yang membuat rekomendasi tersebut.
Komite tersebut juga menyerukan upaya mendesak untuk mengejar ketertinggalan vaksinasi rutin yang terlewatkan selama pandemi, memperingatkan peningkatan penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin seperti campak.
Untuk COVID-19, dikatakan vaksin di luar dua suntikan awal dan penguat tidak lagi direkomendasikan secara rutin bagi mereka yang berada pada "risiko sedang" karena manfaatnya kecil.
Baca juga:
- Militer Ukraina Sebut Pasukan Rusia Tidak Membuat Kemajuan di Bakhmut, Kehilangan Banyak Kendaraan Lapis Baja dan Tank
- Rusia Tangguhkan Perjanjian, Amerika Serikat akan Hentikan Pertukaran Data Senjata Nuklir
- Polisi Sebut Pelaku Penembakan di Sekolah Tennessee Miliki Gangguan Emosional dan Tujuh Senjata
- Konfirmasi Negaranya akan Menjadi Basis Senjata Nuklir Rusia, Kementerian Luar Negeri Belarusia Ungkit Tekanan AS dan Sekutu NATO
Dalam pengarahan Hari Selasa, WHO mengatakan saran terbarunya mencerminkan gambaran penyakit saat ini dan tingkat kekebalan global. Tetapi, itu tidak boleh dilihat sebagai panduan jangka panjang tentang apakah penguat tahunan akan diperlukan.
Rekomendasi tersebut muncul karena setiap negara mengambil pendekatan yang berbeda. Beberapa negara berpenghasilan tinggi seperti Inggris dan Kanada telah menawarkan vaksinasi COVID-19 kepada mereka yang berisiko tinggi pada musim semi ini, enam bulan setelah dosis terakhir mereka.
Diketahui, WHO pada September tahun lalu mengatakan, akhir dari pandemi COVID-19 sudah ada di depan mata.