Kebutuhan Uang Tunai di Papua Selama Ramadan 1444 Hijriah Naik 3,1 Persen
PAPUA - Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Provinsi Papua menyebutkan kebutuhan uang tunai selama bulan Ramadan dan Idulfitri 1444 Hijriah naik sebesar 3,1 persen, yakni Rp1,39 triliun dibandingkan tahun sebelumnya senilai Rp1,34 triliun.
Kepala Kantor Perwakilan BI Papua Juli Budi Winantya, di Jayapura, Selasa, mengatakan dari Rp1,39 triliun tersebut terdiri dari Rp1,31 triliun Uang Pecahan Besar (UPB) dan Rp80 miliar Uang Pecahan Kecil (UPK).
"Kenaikan tersebut ada beberapa faktor salah satunya kini mobilitas masyarakat yang sudah mulai membaik pascapandemi COVID-19 lalu,” katanya pula.
Menurut Juli, selain itu juga dari di sisi lain elektronifikasi yang sudah mulai marak, artinya kebutuhan transaksi ada tapi tidak semua dipenuhi dengan uang kas.
“Jumlah kebutuhan uang rupiah tersebut akan didistribusikan melalui perbankan di wilayah Jayapura dan tujuh kas titipan Bank Indonesia di Biak, Merauke, Nabire, Sorong, Serui, Timika, dan Wamena,” ujarnya.
Pihaknya bersama dengan perbankan di seluruh Tanah Papua menyediakan 107 titik layanan penukaran uang yang mencakup wilayah Provinsi Papua, Papua Tengah, Papua Pegunungan, dan Papua Selatan.
“Jumlah titik layanan penukaran tersebut bertambah menjadi 24 titik, sehingga nantinya akan mempermudah masyarakat dalam melakukan penukaran di wilayah masing-masing,” katanya.
Baca juga:
Dia menambahkan jumlah tersebut di luar 107 titik layanan penukaran di perbankan tersebut, sehingga pihaknya juga menyediakan opsi layanan penukaran uang melalui kas keliling ritel di wilayah Kota Jayapura seperti di pusat-pusat keramaian, kemudian kas keliling kepada lembaga/instansi di sekitar Kota Jayapura.
“Khusus untuk layanan penukaran di kas keliling, masyarakat diharapkan melakukan pemesanan terlebih dahulu melalui aplikasi Penukaran dan Tarik Uang Rupiah (PINTAR),” ujarnya pula.