WHO Peringatkan Badai Freddy Perparah Epidemi Kolera di Afrika
JAKARTA - WHO Afrika yang bermarkas di ibu kota Republik Kongo, Brazzaville, mengatakan sejak melanda Madagascar, Mozambik dan Malawi, Badai Freddy menaikkan risiko kesehatan masyarakat ketika Malawi dan Mozambik diterjang wabah kolera.
Menurut badan kesehatan dunia itu, jumlah kasus kolera di Mozambik naik lebih dari dua kali lipat dalam sepekan terakhir, dari 1.023 menjadi 2.374 kasus pada 20 Maret. Sementara itu, Malawi kini sedang bergulat dengan wabah kolera terparah.
Jumlah kasus kolera baru di negara tersebut turun dari 1.956 kasus pekan lalu menjadi 1.424 kasus pada 20 Maret, tetapi banjir yang meluas berpotensi membalikkan kecenderungan ini, sebagaimana dilansir ANTARA, Jumat, 24 Maret.
Pada Februari Kantor WHO Afrika memperingatkan jika tren epidemi terus meningkat dengan cepat sehingga jumlah kasus kolera tahun ini dapat mengalahkan catatan kasus tertinggi pada 2021 ketika kolera mengamuk.
Baca juga:
- Pemerintah Ubah Cuti Bersama Lebaran Jadi 19-25 April 2023
- Tim Kecil NasDem, PKS dan Demokrat Bertemu Bahas Piagam Koalisi Perubahan
- Kemenhub Bakal Inspeksi Pesawat Super Air Jet yang Mati AC dari Bali ke Jakarta
- Catat Rekor, Pentagon Ajukan Anggaran Rp12,6 Kuadriliun, Jenderal Milley: Mempersiapkan Kita untuk Perang Jika Diperlukan
Angka tertinggi itu adalah yang terparah dalam hampir satu dekade dengan 141.467 kasus dan 4.094 kematian.
WHO regional Afrika mengatakan kolera kini tersebar di 14 negara Afrika.
Epidemi kini juga diperparah oleh cuaca ekstrem dan konflik militer yang meningkatkan kerentanan lantaran masyarakat terpaksa meninggalkan rumah mereka dan hidup dalam kondisi yang sulit.
"Dengan meningkatnya kondisi darurat kesehatan terkait iklim di Afrika, jelas diperlukan aksi lainnya untuk meningkatkan kesiapsiagaan," kata Direktur WHO untuk Wilayah Afrika Matshidiso Moeti.