Eksodus Besar-Besaran dari WhatsApp ke Signal dan Telegram Terus Berlanjut
JAKARTA - Baru-baru ini, para pengguna WhatsApp mulai berpindah ke aplikasi pesan lain seperti Signal dan Telegram. Sebabnya, WhatsApp mengeluarkan kebijakan baru untuk menyerahkan data penggunanya ke Facebook jika masih ingin menggunakan aplikasi tersebut.
Melansir Sputnik News, aplikasi perpesanan WhatsApp telah mengalami penurunan unduhan yang cukup signifikan sejak awal tahun 2021 setelah mereka menerapkan persyaratan baru yang kontroversial.
Lembaga analisis data Sensor Tower mengatakan bahwa toko aplikasi Google Play Store dan Apple App Store telah mengungkapkan sekitar 2,2 juta unduhan Telegram dan lebih dari 100.000 unduhan Signal dalam dua hari. Sedangkan unduhan aplikasi WhatsApp turun 11 persen pada pekan pertama awal Januari ini.
Minggu lalu, WhatsApp memperkenalkan persyaratan anyar yang mengharuskan penggunaya untuk berbagi data dengan perusahaan induk Facebook. Pembagian data ini meliputi nomor telepon dan lokasi, yang akan diterapkan mulai 8 Februari.
Arthur Goldstuck, selaku CEO World Wide Worx mengatakan bahwa ia meyakini WhatsApp bertujuan untuk menghadirkan iklan kepada pengguna dengan mengacu kepada data WhatsApp. Hal ini juga sebenarnya sudah dilakukan oleh Facebook, Google, dan perusahaan teknologi lainnya.
“Saya yakin maksudnya adalah agar WhatsApp juga menjadi media periklanan," ujar Goldstuck. "Kami tidak perlu terkejut di masa depan ketika kami harus menerima syarat dan ketentuan baru yang mengatakan [WhatsApp] akan menampilkan iklan yang relevan dengan minat pengguna.”
Namun, langkah tersebut bertentangan dengan visi pendiri WhatsApp, Brian Acton dan Jan Koum. Acton meninggalkan perusahaan pada 2017 hingga kemudian mendirikan aplikasi pesan baru, Signal, pada 10 Januari 2018. Setelah itu, Koum pergi meninggalkan jejeran dewan WhatsApp pada 2018.
Telegram yang memiliki kantor operasi di Dubai, didirikan oleh dua bersaudara asal Rusia dan satu orang Amerika. Mereka adalah Nikolai dan Pavel Durov, serta Axel Neff. Telegram menawarkan fungsionalitas yang lebih unggul dari kompetitornya, WhatsApp.
Keunggulan Telegram dan Signal
Ketika WhatsApp menerapkan batas anggota grup sampai 256 pengguna, maka Telegram bisa menampung hinga 200.000 pengguna dalam satu grup. Sedangkan Signal bisa menampung sebanyak 1.000 anggota.
Tidak hanya itu, Telegram juga mempunyai “Channel” yang memungkinkan adanya komunikasi satu arah antara perusahaan dengan pelanggan. Telegram juga memungkinkan admin grup untuk menghapus spam atau materi yang menyinggung hal-hal sensitif.
Sebenarnya, masing-masing aplikasi mempunyai ciri khasnya masing-masing. Untuk pengiriman file, WhatsApp hanya bisa mendukung file hingga 100 MB, sedangkan Telegram bisa mencapai ukuran yang lebih besar yaitu 1,5 GB. Ketiga aplikasi tersebut menghadirkan layanan chat dan panggilan video.
Uniknya, aplikasi Signal memiliki fitur yang cukup menarik, yaitu Note to Self. Fitur ini memungkinkan pengguna untuk memuat catatan untuk keperluannya sendiri. Jadi, pengguna bisa meninjau ulang pesan yang akan dikirimkan ke pengguna lain, bisa juga hanya dijadikan sebagai catatan biasa.