Ketidaktahuan Orang Tua Penyebab Imunisasi Polio di Padang Baru Mencapai 57 Persen
PADANG - Pemerintah Kota (Pemkot) Padang, Sumatera Barat, melalui Dinas Kesehatan mencatat capaian imunisasi polio di daerah masih rendah di angka 57,9 persen melalui
Crash Program Polio (CPP). Kendala lantaran orang tua enggan membawa anak ke Posyandu
“Capaian CPP di Kota Padang hingga saat ini sebanyak 57,9 persen imunisasi BoPV dan IPV 37,8 persen,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Padang Sri Kurnia Yati dikutip ANTARA, Selasa 21 Maret.
Menurut dia, Kota Padang ditargetkan sebanyak 77.624 balita harus diberikan imunisasi polio mengingat saat ini ada 1.512 pos menyebar di Kota Padang baik berupa puskesmas, rumah sakit, tempat praktek dokter mandiri, dan posyandu.
“Alhamdulillah kita juga dibantu oleh organisasi profesi IDI (Ikatan Dokter Indonesia) dan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). InsyaAllah dengan kerjasama kita dengan seluruh pihak kita berharap bisa mengejar target," kata dia.
Ia mengatakan CPP telah dilakukan sejak tanggal 6 Maret 2023 di Kota Padang dengan target 95 persen. Saat ini capaian imunisasi bOPV tertinggi diraih oleh Puskesmas Kecamatan Kuranji dengan persentase 79,3 persen. Kemudian yang terendah oleh Puskesmas Padang Pasir dengan angka 38,1 persen.
Sementara untuk imunisasi IPV oleh Puskesmas Seberang Padang dengan angka 65,5 persen. Puskesmas Anak Air dengan angka 22,6 persen menjadi angka terendah.
Meskipun di Kota Padang tidak memiliki kasus polio, kata dia, Pemkot Padang terus mencanangkan CPP untuk antisipasi.
"Pasca-pandemi COVID-19 tidak bisa dipungkiri memberikan imbas terhadap capaian imunisasi pada anak di Kota Padang, sehingga hal ini tidak menutup kemungkinan anak akan rentan terhadap virus polio," katanya.
Satu saja kasus polio yang ada di Indonesia, akan menjadi kasus kejadian luar biasa. Apalagi provinsi tetangga yaitu Nanggroe Aceh Darussalam tahun 2022 ditemukan positif polio.
"Beberapa provinsi tetangga kita telah menggencarkan CPP. Untuk mencegah kasus tersebut menyebar di Sumbar, khususnya Kota Padang, digencarkan pula CPP dengan sasaran balita usia 0-59 bulan," kata dia.
Baca juga:
Ia menegaskan masyarakat jangan menunggu ada kasus terlebih dahulu baru diobati, akan lebih baik jika penyakit dicegah sebelum terdampak.
"Jangan sampai karena ketidaktahuan, ketidakmauan kita untuk mengimunisasi anak, semuanya menjadi positif. Kasus membuat anak lumpuh mendadak dan tidak bisa diobati. Maka dari itu, mari kita bersama-sama menggencarkan CPP pada anak di Kota Padang," kata dia.