Ramadan 1444 H Sudah Membawa Berkah Bagi Penjahit Keliling di Lebak Banten
LEBAK - Bulan Ramadan 1444 Hijriah sudah membawa berkah bagi penjahit di Kabupaten Lebak, Banten. Penghasilan mereka kini meningkat.
Hal ini disampaikan Sulaeman. Dia mengatakan, penghasilannya jelang Ramadan naik menjadi Rp80 ribu dari yang sebelumnya Rp50 ribu per hari.
"Meningkatnya pendapatan ini membantu ekonomi keluarga kami," kata pria berusia 40 tahun tersebut.
Kebanyakan jasa penjahit keliling menjelang Ramadan menerima pesanan menjahit untuk perlengkapan salat, seperti kerudung, baju koko, gamis, mukena, sarung juga sebagian pakaian celana dan baju. Para penjahit menerima pesanan dari masyarakat dengan upah Rp5 ribu sampai Rp10 ribu per potong.
Sulaiman beruntung karena sudah banyak pelanggan di wilayah Rangkasbitung dan perbatasan Kabupaten Serang.
"Kami menjadi penjahit keliling masuk kampung keluar kampung di sini sudah 20 tahun dengan menggowes sepeda dan menempuh perjalanan sekitar 5 kilometer," katanya, seperti dinukil dari Antara, Sabtu, 18 Maret.
Baca juga:
- Politikus PDIP Adian Napitupulu Heran Kebijakan Jokowi Larang Impor Pakaian Bekas, Singgung Kinerja Zulhas
- Ramadan di Luar Angkasa, Bagaimana Astronot Muslim Berpuasa serta Salat?
- Perahu Terbelah Dua Dihantam Gelombang, Nelayan yang Hilang di Pantai Jayanti Ditemukan Tewas
- Ganjar Pranowo dapat Teladan dari Sunan Gresik Soal Hubungan Ulama dan Umara
Penjahit keliling lainnya, Sukri mengaku dirinya sejak sepekan terakhir bisa pulang membawa uang Rp90 ribu. Padahal biasanya pria berusia 55 tahun ini hanya mendapat Rp55 ribu/hari.
Meningkatnya omzet itu karena banyak ibu rumah tangga memanggil jasa penjahit untuk memperbaiki kerudung, mukena, pakaian gamis yang bolong dan sobek.
"Kami kewalahan dengan banyaknya pesanan itu dan terpaksa dikerjakan di rumah," kata Sukri.
Ia mengatakan dirinya sudah 25 tahun sebagai penjahit keliling dengan menggunakan sepeda motor dan masuk kampung satu ke kampung lainnya di Kecamatan Warunggunung Kabupaten Lebak.
Pendapatan usaha jasa menjahit bisa memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga, bahkan dua anaknya sudah tamat SLTA.
"Kami bersyukur dua anak itu kini sudah bekerja di Jakarta," katanya.