Banjir Besar Landa Daerah Terdampak Gempa di Turki, KBRI Ankara Pastikan 12 WNI Selamat

JAKARTA - Banjir besar melanda wilayah tenggara Turki, yang terguncang gempa bumi pada awal Februari lalu, akibat hujan deras selama dua hari, termasuk daerah yang ditinggali oleh warga negara Indonesia (WNI).

Hujan deras yang mengguyur wilayah Turki tenggara pada 15 dan 16 Maret, menyebabkan banjir besar melanda sejumlah wilayah di kawasan tersebut. Provinsi paling terdampak adalah Sanliurfa dan Adyaman.

Selain itu, sebagian Provinsi Dyarbakir juga terkena dampak banjir seluas 25 kilometer persegi tersebut. Ketiga provinsi tersebut termasuk dari 10 provinsi yang terdampak langsung oleh gempa skala 7,8 SR yang terjadi pada tanggal 6 Februari lalu.

Informasi dari otoritas kebencanaan Turki (AFAD) menyebutkan, 15 orang meninggal dunia akibat banjir yang terjadi. Banjir yang di beberapa bagian mencapai lebih dari dua meter tersebut, juga melanda kampung-kampung tenda korban gempa dan sejumlah rumah sakit.

Berdasarkan data Kedutaan Besar Republik Indonesia Ankara, terdapat 12 WNI korban gempa yang masih tinggal di wilayah terdampak banjir tersebut.

"KBRI telah melakukan komunikasi dengan 12 WNI yang masih tinggal di Sanliurfa, Adyaman dan Dyarbakir. Semuanya dalam kondisi selamat," ujar Rahmawati, pejabat senior Fungsi Kekonsuleran KBRI Ankara, dalam keterangan kedutaan, Jumat, 17 Maret.

KBRI menambahkan, sejak tanggal 13 Maret 2023, AFAD telah memberikan peringatan mengenai kemungkinan cuaca buruk di sejumlah provinsi di wilayah tenggara Turki.

Pada periode 14-20 Maret 2023, KBRI Ankara terus melakukan pemantauan perkembangan situasi dan melakukan komunikasi dengan WNI di wilayah-wilayah yang diperkirakan akan mengalami cuaca buruk tersebut.