Militer Ukraina Sebut Pertempuran Bakhmut Menguras Unit Tentara Terbaik Rusia
JAKARTA - Ukraina memutuskan untuk terus bertempur di Kota Bakhmut yang hancur, di mana pertempuran di sana menguras unit-unit terbaik tentara Rusia menjelang serangan balasan musim semi yang direncanakan Ukraina, kata seorang pembantu Presiden Volodymyr Zelensky.
Komentar tersebut, oleh Mykhailo Podolyak, adalah sinyal terbaru dari perubahan Kyiv minggu ini untuk melanjutkan mempertahankan kota kecil di timur itu, tempat pertempuran paling berdarah saat Moskow mencoba mengamankan kemenangan pertamanya dalam lebih dari setengah tahun.
"Rusia telah mengubah taktik," kata Podolyak dalam wawancara yang diterbitkan oleh surat kabar La Stampa Italia, melansir Reuters 10 Maret.
"Mereka telah berkumpul di Bakhmut dengan sebagian besar personel militer terlatihnya, sisa-sisa tentara profesionalnya, serta perusahaan swasta," lanjutnya.
"Oleh karena itu, kami memiliki dua tujuan: untuk mengurangi personel mereka yang cakap sebanyak mungkin. Dan untuk merepotkan mereka dalam beberapa pertempuran utama yang melelahkan, untuk mengganggu serangan mereka dan memusatkan sumber daya kami di tempat lain, untuk serangan balik musim semi. Jadi, hari ini Bakhmut benar-benar efektif, bahkan melebihi tugas utamanya," paparnya.
Rusia diketahui telah menjadikan Bakhmut sebagai target utama serangan musim dingin yang melibatkan ratusan ribu tentara cadangan dan tentara bayaran. Mereka berhasil merebut bagian timur kota dan pinggiran di utara dan selatan, tetapi sejauh ini gagal menutup Bakhmut.
Kyiv, yang pada awal Maret tampaknya berencana untuk mundur ke posisi barat kota, mengumumkan pada awal minggu ini para jenderalnya telah memutuskan untuk memperkuat pasukannya di Bakhmut dan terus bertempur.
Dalam pembaruan pagi, staf umum Ukraina melaporkan sejumlah besar serangan di sepanjang garis depan dan mengatakan "musuh tidak menghentikan serangannya terhadap Bakhmut".
Diketahui, Moskow mengatakan merebut Bakhmut akan menjadi langkah menuju merebut semua kawasan industri Donbas Ukraina, sebuah tujuan utama.
Sementara, Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu mengatakan pada Hari Selasa, merebut kota itu akan membuat pertahanan Ukraina berlubang dan membiarkan Moskow maju lebih dalam.
Terpisah, Presiden Volodymyr Zelenksy memperingatkan Rusia akan memiliki jalan terbuka untuk merebut kota-kota utama di Ukraina timur, jika berhasil menguasai Kota Bakhmut, membela keputusannya untuk mempertahankan pasukan Ukraina di kota yang terkepung, dalam sebuah wawancara eksklusif dengan Wolf Blitzer CNN dari Kyiv.
Baca juga:
- Gantikan Mendiang Sang Ayah, Pangeran Edward Dinobatkan Sebagai Duke of Edinburgh Kelima
- Kehadiran Timnas Israel di Piala Dunia U-20 Tidak Ubah Posisi Indonesia Terhadap Palestina, Bagaimana Soal Larangan Bendera dan Lagu Kebangsaan?
- Tujuh Orang Tewas Akibat Penembakan di Gereja Saksi Yehuwa Hamburg Jerman
- Dapat Dukungan Bulat Parlemen, Xi Jinping Amankan Masa Jabatan Ketiga Presiden China
"Ini taktis bagi kami," kata Presiden Zelensky, bersikeras bahwa petinggi militer Kyiv bersatu dalam memperpanjang pertahanannya atas kota itu setelah berminggu-minggu serangan Rusia meninggalkannya di ambang kejatuhan ke tangan pasukan Moskow.
"Kami memahami bahwa setelah Bakhmut, mereka bisa melangkah lebih jauh. Mereka bisa pergi ke Kramatorsk, mereka bisa pergi ke Sloviansk, itu akan menjadi jalan terbuka bagi Rusia setelah Bakhmut ke kota-kota lain di Ukraina, ke arah Donetsk," jelas Presiden Zelensky.
Dia mengatakan, jika Rusia dapat "menaruh bendera kecil mereka" di atas Bakhmut, itu akan membantu "memobilisasi masyarakat mereka untuk menciptakan gagasan bahwa mereka adalah tentara yang sangat kuat."