Total 435 Rumah Rusak di Kendari Diterjang Angin Kencang
KENDARI - Pj Wali Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), Asmawa Tosepu, menyebutkan berdasarkan data sementara Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Kendari, sebanyak 435 rumah warga rusak akibat bencana hidrometeorologi berupa angin kencang yang melanda daerah itu pada Minggu (5/3).
"Selain rumah rusak, juga terdapat sejumlah fasilitas umum ikut terdampak," kata Asmawa Tosepu dilansir ANTARA, Rabu, 8 Maret.
Bencana hidrometeorologi adalah bencana yang diakibatkan oleh aktivitas cuaca seperti siklus hidrologi, curah hujan, temperatur, angin dan kelembapan.
"Saat terjadi, pemerintah melalui OPD terkait langsung turun ke lapangan untuk melakukan penanganan secara darurat kepada warga yang terdampak," katanya.
Pihaknya masih mendata dan memverifikasi kerusakan dengan membentuk 11 tim untuk menangani kondisi darurat bencana angin kencang di Kendari.
"Tim ini dibentuk berdasar wilayah terdampak bencana angin kencang di 11 kecamatan dan 65 kelurahan di Kendari. Masing-masing tim telah diturunkan sejak kejadian dan melakukan penanganan. Kami juga telah mengeluarkan darurat bencana selama tujuh hari, terhitung sejak Senin, 6 Maret 2023 hingga Ahad, 12 Maret 2023," kata Asmawa.
Baca juga:
- 69 Pegawai Kemenkeu Diduga Terlibat Pencucian Uang Terus Diperiksa, Kebanyakan dari Pajak dan Bea Cukai
- Kelompok Tentara Bayaran Wagner Rusia Klaim Ambil Kendali Penuh Wilayah Bakhmut Timur
- Pengalaman Luar Biasa Bagi Prabowo Menjajal Jet Tempur F-16
- Mahfud MD: Ada Pergerakan Mencurigakan Rp300 Triliun di Kemenkeu, Mayoritas di Dirjen Pajak dan Bea Cukai
Menurut dia, sejak bencana terjadi, upaya pemulihan terus dilakukan termasuk menyerahkan sejumlah bantuan kepada warga yang terdampak.
"Pohon tumbang mulai diangkut satu per satu, utamanya yang menutup badan jalan. Setelah itu, tim difokuskan untuk membersihkan lingkungan perumahan. Upaya pendataan serta verifikasi data kerusakan rumah juga masih terus berlangsung. Data tersebut nantinya akan dikirim ke pemerintah pusat guna mendapatkan dana rehabilitasi dan rekonstruksi dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)," katanya.