30 Orang Dibentuk BPBD Jadi Tim Reaksi Cepat untuk Hadapi Potensi Bencana Bantul

BANTUL - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bantul membentuk dan melatih Tim Reaksi Cepat (TRC) untuk meningkatkan kesiapsiagaan dalam penanggulangan bencana.

"Peserta yang mengikuti pembentukan dan pelatihan TRC sebanyak 30 orang. Harapannya tentu saja untuk meningkatkan kesiapsiagaan penanggulangan bencana secara terencana, terpadu, dan terkoordinasi," kata Kepala Pelaksana BPBD Bantul Agus Yuli Herwanta di sela Pembentukan dan Pelatihan TRC di Bantul, Senin 6 Februari, disitat Antara.

Adapun pembentukan TRC multisektor dengan menggandeng TNI/Polri dan lintas organisasi perangkat daerah (OPD) itu tertuang dalam Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Nomor 9 Tahun 2008, karena TRC memiliki peran besar dalam penanggulangan bencana.

"TRC memiliki tugas pokok mengkaji secara cepat dan tepat di lokasi bencana alam dalam waktu tertentu dalam rangka mengidentifikasi cakupan lokasi bencana, jumlah korban, kerusakan sarana dan prasarana hingga gangguan terhadap pelayanan umum," katanya.

Oleh karena itu, kata dia, kesiapsiagaan penanggulangan bencana ini harus dibarengi dengan penguasaan mitigasi bencana yang bagus dan jelas.

"TRC harus memiliki kemampuan untuk merencanakan serta memetakan mitigasi agar koordinasi yang dibangun juga terarah. Apalagi, wilayah Bantul memiliki banyak potensi bencana seperti gempa bumi, banjir, abrasi pantai, tanah longsor dan kebakaran," katanya.

Berdasarkan data BPBD Bantul, sepanjang tahun 2022 tercatat sebanyak 548 bencana terjadi di wilayah Bantul. Kejadian kebencanaan pada 2022 tersebut meningkat dibanding 2021 yang tercatat sebanyak 373 kejadian bencana.

Sementara itu, Wakil Bupati Bantul Joko Purnomo dalam pengarahannya mengatakan, mitigasi memegang kunci penanggulangan bencana yang tepat. Apabila pemetaan mitigasi bencana tidak baik, eksekusi di lapangan tentu akan berantakan.

Menurut dia, di Kabupaten Bantul banyak relawan kebencanaan yang bergerak karena kemanusiaan. Oleh karena itu, hadirnya TRC juga harus bisa membangun koordinasi yang tepat.

"Pemetaan mitigasi bencana juga harus jelas, sehingga nanti langkah penanggulangan bencana tertata dan terstruktur dengan baik serta tepat sasaran. Jangan sampai kita kelabakan ketika terjadi bencana," tandasnya.