Pada 2030, Kompetisi F1 Gunakan Bahan Bakar Berkelanjutan
JAKARTA - Transisi menuju penggunaan energi baru ramah lingkungan di dunia otomotif terus berkembang pesat. Kompetisi balap F1 misalnya, tidak hanya berupaya membuat balapan menjadi lebih seru, namun berupaya menerapkan bahan bakar ramah lingkungan dan berkelanjutan untuk kompetisi.
Dikutip oleh Carscoops pada Kamis, 2 Maret, CEO dari F1, Stefano Domenicali mengungkap, pihak F1 telah menyiapkan bahan bakar sintetis sebagai jenis bahan bakar yang berkelanjutan. Bahan bakar tersebut mulai diterapkan pada 2026 mendatang.
“Saat ini bahan bakar sintetis masih dalam tahap uji coba. Kami ingin memastikan bahwa bahan bakar ini memberikan nilai nol emisi yang baik serta baik juga untuk lingkungan”, ujar Domenicali.
Untuk saat ini, F1 belum mau beralih ke penggunaan energi listrik. Menurut Domenicali, hal tersebut bukanlah satu-satunya cara agar mewujudkan mengurangi bahan bakar beremisi.
Baca juga:
Mantan kepala tim Ferrari tersebut juga menyebut bahwa pihaknya akan melakukan hal terbaik agar F1 tetap memperhatikan netralitas karbon pada masa depan. Walaupun demikian, ia menyebut ada kemungkinan juga di masa datang F1 beralih ke energi listrik.
Untuk saat ini, kompetisi balap yang telah menggunakan energi listrik atau teknologi listrik ialah Formula E, MotoE, Extreme E, dan e-TCR.
Meskipun belum sepenuhnya nol emisi, F1 telah beralih ke mesin hybrid sejak 2014. F1 sendiri telah menetapkan bahwa tahun 2030 adalah ketetapan untuk penggunaan bahan bakar nol emisi.