Sunan Kalijaga Sebut Orang Tua Pelaku Pengeroyokan Tak Punya Rasa Empati

JAKARTA - Sunan Kalijaga melaporkan aksi pemukulan terhadap anaknya ke Polres Metro Jakarta Selatan. Laporan tersebut dilakukan setelah tidak adanya iktikad baik dari para orang tua pelaku.

Pada video unggahan di akun Instagram miliknya, Sunan yang sedang berada di Polres Metro Jakarta Selatan mengatakan ia telah menutup pintu kekeluargaan setelah tidak melihat adanya rasa empati para orang tua yang ia sebut memiliki kenalan menteri dan pengacara senior itu.

"Tapi mohon maaf sekali, hati saya rasanya mendidih ya meliat peristiwa yang di mana sampai detik ini kami membuat laporan tidak ada empati, tidak ada itikad baik dari orang tia pelaku. Jadi mohon maaf saat ini saya lebih memilih jalur hukum ketimbang kekekeluargaan," kata Sunan di Mapolres Jakarta Selatan pada Junat, 3 Maret 2023.

Sejak mengetahui peristiwa pemukulan terhadap anaknya, Sunan mengaku sudah berupaya membuka hati untuk berkomunikasi dengan para orang tua dari teman-teman anaknya itu. Namun, bukan permohonan maaf yang didapat, melainkan sesuatu yang ia anggap sebagai sebuah pelecehan.

"Saya kemarin mencoba membuka hati saya tapi ternyata saya dilecehkan, saya tidak dianggap. Kondisi putra saya tidak dihiraukan, tidak basa basi," ujar Sunan.

"Justru orang tua dari pelaku tahu nomor telepon saya, tidak ada rasa empati, tidak ada WhatsApp," sambungnya.

Imbas dari aksi pemukulan ini, putra Sunan sampai dilarikan ke IGD. Adapun aksi bullying dilakukan sebanyak tiga kali. Korban dilempari sampah oleh pelaku.

Informasi penganiayaan ini diterima Sunan dari istrinya. Disebutkan, mata putranya lebam dan mengalami pusing-pusing. Sunan kemudian menanyakan langsung kepada putra bungsunya tentang peristiwa penganiayaan tersebut. 

Anaknya, kata Sunan, kemudian menceritakan awal mula kejadian saat bermain bola. Tiba-tiba saja, korban disiram dengan daun kotor. Karena cekcok mulut, korban kemudian kembali ke kelas. 

Saat di dalam kelas, korban dihampiri lagi oleh pelaku. Kata Sunan, pelaku hendak meminta maaf namun tak diterima oleh sang anak karena dinilai caranya tak tepat.

"Katanya mau minta maaf tapi caranya malah kayak mukul-mukul," lanjut Sunan. 

Karena tak mengenakan, putranya kemudian melawan balik. Bagaimana mungkin permintaan maaf tetapi seperti melakukan bullying.

"Ya nggak seneng lah masa minta maaf kok kayak ngebully, kasar gitu, terus sampe ngerasa dipukul Sean berdiri terus didorong. Nah setelah didorong pelaku maju, pas mau bela diri malah dipegangin, nangkis aja nggak bisa apa lagi ngelawan," ujarnya. 

Anaknya kemudian dipukul membabi buta dibagian muka, badan dan kepala. Sunan menyayangkan kejadian ini karena berlangsung di jam pelajaran sekolah.